Advertisement
AMKD Perlu “Ngegas” untuk Dorong Pertumbuhan Double Digit

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) berharap permintaan pada puasa dan Lebaran bisa tumbuh dua digit untuk mengkompensasi bulan-bulan lainnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan untuk industri makanan dan minuman, termasuk AMDK, puasa, Lebaran, dan Hari Raya Natal serta tahun baru menjadi momentum untuk mengejar target pertumbuhan sepanjang tahun.
Advertisement
"Belum dapat data akhir permintaan selama puasa, tetapi kami harap ada pertumbuhan double digit pada masa puasa dan Lebaran. Kalau enggak “ngegas” di situ, alamat buruk buat industri," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Pelaku industri AMDK juga berharap kelesuan permintaan selama puasa dan Lebaran pada tahun lalu yang hanya sebesar 5,6% tidak terjadi kembali pada tahun ini. Pasalnya, pertumbuhan tersebut tidak mampu mengompensasi pertumbuhan di bulan lain, sehingga permintaan sepanjang tahun hanya tumbuh tipis.
BACA JUGA
Terkait dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Rachmat menyatakan dampaknya tidak terlalu terasa di industri AMDK karena porsi impor bahan bakunya kecil. Aspek yang terdampak dari pelemahan rupiah hanya depresiasi mesin dan kemasan yang masih diimpor.
"Biasanya impor kontrak, tiga bulan atau enam bulan, sehingga dampak tidak terasa langsung. Baru ketika kontrak habis dan rupiah melemah, kami akan menanggung beban kurs," katanya.
Karena tidak terlalu tertekan oleh pelemahan rupiah, industri AMDK tidak akan melakukan evaluasi harga seperti industri mamin lainnya.
Adapun, sepanjang tahun ini industri AMDK diproyeksikan tumbuh sekitar 9% secara tahunan. Angka ini sejalan dengan target pertumbuhan sektor makanan dan minuman pada tahun ini sekitar 10%.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menuturkan setiap menjelang Lebaran, tren permintaan terhadap barang kebutuhan pokok akan meningkat tajam, termasuk pada komoditas makanan dan minuman.
Momentum ini diyakini mampu mendongkrak kinerja industri makanan dan minuman yang selama ini konsisten tumbuh rata-rata di atas 7%.
“Pada kuartal I/2018, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 12,7% dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nonmigas sebesar 35,4%,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 7.000 Pelari Siap Ikuti Bank BPD DIY Malioboro Run 2025
- Dirjen Bea Cukai Diminta Usut Tuntas Importir yang Nakal
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Stabil, UBS dan Galeri24 Turun
- Harga Pangan Hari Ini, Banyak yang Turun
- Kanwil DJP DIY Ajak Wajib Pajak Segera Aktivasi Akun Coretax Sebelum 2026
- Bappenas Pastikan Harga Gabah Rp6.500 Angkat Pendapatan Petani
- Temu Kamu Yogyakarta Rayakan 2 Tahun dengan Musik Spesial
Advertisement
Advertisement