Jumlah Tenaga Kerja Asing di Jateng Melonjak 700%, Legalkah?
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah mencatat tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Jawa Tengah melonjak tajam. Dari yang berjumlah 2.119 TKA pada akhir tahun 2017, kini mencapai 14.148 TKA.
Kepala Disnakertrans Jateng Wika Bintang mengatakan peningkatan tenaga kerja karena kebutuhan beberapa perusahaan membutuhkan TKA untuk pengoperasian manajemen perusahaan. "TKA di Jateng memang semakin banyak, ini sering dengan meningkatnya pemodal asing [PMA] yang membangun perusahaan di Jawa Tengah. Kebanyakan mereka memilih Jateng karena memiliki upah yang kompetitif," kata Wika Kamis (2/8/2018).
Advertisement
Wika mengaku, dia dan jajarannya tengah mencari tahu TKA yang bekerja di Jawa Tengah, dan akan melihat dokumennya, apakah sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dia berharap para TKA yang menyerbu provinsi Jawa Tengah tersebut sudah memiliki dokumen lengkap dan akan bertukar ilmu dengan tenaga kerja lokal. "Ya bisa saja ini investasi di Jateng cukup banyak, perusahaan Asing biasanya membawa tenaga ahlinya. Di satu sisi bagus, banyak investasi masuk, tetapi kami berharap nantinya ada alih teknologi ke tenaga kerja kita, dalam aturanya setiap TKA harus ada yang mendampingi dari tenaga Kerja Lokal," ucapnya.
Menurutnya, dari data yang dihimpun oleh Disnakertrans Jateng, jumlah TKA terbanyak dari Tiongkok. Pasalnya, banyak pengusaha asal Tiongkok yang melakukan ekspansi bisnis ke Jawa Tengah.
"Kami cek betul-betul ini, kalau jumlah asal negaranya kami bisa tahu, tetapi kalau posisinya di mana kami masih cari. Paling tinggi masih dari Tiongkok 4.219 orang, kemudian Jepang 1.744 orang dan ketiga dari Korea Selatan 1.598 orang," tuturnya.
Sebelumnya, pada (1/8) Disnakertrans menginspeksi ke PT Jiale Indinesia Textile dan PLTU Tanjung Pati Jepara. Kedua perusahaan tersebu kedapatan memiliki TKA dan tidak dapat menunjukkan dokumen secara lengkap.
"Data dari kemenaker, Perusahaan PT Jiale Indonesia Textile mempekerjakan 137 TKA. Namun perusahaan menyatakan 56 TKA asal Tiongkok. Kami minta dokumennya hanya bisa menunjukan 34 TKA. Kemudian saya minta untuk dilengkapi," tuturnya.
Wika mengimbau kepada tiap perusahaan yang mempekerjakan TKA harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dia berharap, agar pengusaha selalu jujur dan melaporkan jumlah TKA yang bekerja di perusahaanya.
"Sekarang mengurus izin TKA tidaklah sulit. Izin pertama di Kemenaker, dan perpanjangan cukup di daerah, cukup dengan bukti pembayaran pajak setahun $1.200 itu saja tidak perlu menggunakan pihak ketiga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- OJK Awasi Ketat Entitas Pinjol KoinP2P
- Perbanyak Transaksi di GoFood, Menangkan Pengalaman Eksklusif Konser MALIQ & DEssentials
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%
- PPN Jadi 12% Tahun Depan, Harga Barang Elektronik Juga Bakal Ikut Naik
- Menyambut Masa Depan Cerah Emas dan Pangan pada 2025
- Ketimbang Kenaikan PPN, Ekonom Sarankan Pemerintah Bidik Kalangan Super Rich
- Mengenal Galeri 24, Anak Perusahaan Pegadaian untuk Investasi Emas
Advertisement
Advertisement