Advertisement

Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY

Anisatul Umah
Sabtu, 12 Juli 2025 - 09:37 WIB
Jumali
Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY Investasi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY menyebut ketidakpastian global akan berdampak pada kinerja ekspor di DIY. Wakil Ketua Apindo DIY Bidang Ketenagakerjaan, Timotius Apriyanto mengatakan kondisi ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi di DIY, di mana pada triwulan I 2025 tumbuh 5,11% (year-on-year/yoy).

Dia berharap agar stimulus kebijakan dari pemerintah bisa dikaji lagi untuk diperpanjang. Menurutnya pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan II 2025 diperkirakan masih akan flat di 5%.

BACA JUGA: Tak Ada Sekolah yang Diregrouping

Advertisement

"Triwulan II mungkin DIY masih di 5% lah, karena belum terlalu terdampak, hanya di semester II nanti di bawah 5%," kata Timotius.

Sementara pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II 2025 dia perkirakan masih akan ada di bawah 5%. Di mana pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I 2025 adalah 4,87% yoy.

Menurutnya jika dua kali triwulan ekonomi di bawah 5% atau tidak tumbuh artinya sedang terjadi resesi ekonomi. Inflasi yang rendah di awal tahun ini dia sebut karena dampak dari subsidi listrik oleh pemerintah.

"Lebih rendah di semester II, kalau setahun DIY mungkin 4,8%, jadi tetap di bawah 5%," lanjutnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memangkas target pertumbuhan ekonomi 2025 dari 5,2% menjadi 4,7%-5%. Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nano Prawoto mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini memang cenderung turun dibandingkan tahun lalu yang masih di atas 5%.

Menurutnya faktor eksternal dan internal berpengaruh pada penurunan ini. Di mana faktor eksternal dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara besar seperti Amerika Serikat (AS), China. Inflasi cenderung naik dan suku bunga masih tinggi.

Selain itu, faktor geopolitik seperti perang juga mempengaruhi harga energi, termasuk harga komoditas ekspor seperti Crude Palm Oil (CPO) dan nikel yang cenderung turun. Sementara faktor internal disebabkan penurunan konsumsi dan investasi yang belum optimal.

"Penghematan anggaran terutama di sektor infrastruktur juga menjadi kontribusi menurunnya pertumbuhan ekonomi nasional," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup

Gunungkidul
| Sabtu, 12 Juli 2025, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism

Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement