Advertisement
Indomie Laris Manis di Arab Saudi, 5,5 Juta Bungkus Terjual Setiap Hari
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Mi instan ternyata tidak hanya digemari di dalam negeri. Produk mi instan Indonesia menegaskan dominasi di pasar Arab Saudi dan Timur Tengah. Permintaan akan Indomie oleh warga di kawasan itu sangat tinggi dan mencapai 220 ton perhari.
Hal itu diungkapkan General Manager Pinehill Arabia Food Ltd, Noor Wahyono. Pinehill menaungi sejumlah pabrik mi instan dengan merek andalan Indomie. Wahyono mengatakan bahwa Indomie menguasai 95 persen pangsa pasar mi instan di Arab Saudi.
Advertisement
Hal ini disampaikan Noor saat menerima Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, yang mengunjungi pabrik mi instan terbesar se-Timur Tengah dan Afrika Utara, pada Kamis (13/9/2018). Pabrik itu yang berlokasi di kawasan industri (Shanaiyah) Jeddah, Arab Saudi.
"Total konsumsi terigu untuk memproduksi mi instan mencapai 220 ton per hari," terang Noor Wahyono yang dilansir laman Kementerian Luar Negeri, Kamis.
Rombongan dari KJRI diterima oleh CEO Pinehill Arabia Food Ltd., Faisal Bawazir; General Manager Noor Wahyono; dan sejumlah kepala devisi perusahaan tersebut. Faisal Bawazir menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat Indomie mudah diterima konsumen di Arab Saudi.
"Mulanya tidak ragu mereka untuk mencobanya karena dijamin halal. Indonesia memiliki jumlah muslim terbesar di dunia," kata Faisal.
Sementara itu, Konjen RI Jeddah juga mengapresiasi dukungan Pinehill terhadap diplomasi kuliner di negara itu. "Indomie bukan sekedar branding bagi Indonesia, tapi kami mengelevate [menaikkan perannya] menjadi salah satu sarana diplomasi," ujar Konjen.
Menurutnya, pemerintah sedang menerapkan kebijkan multilayer diplomacy, yaitu praktik diplomasi yang memanfaatkan berbagai sarana. Di antaranya dengan diplomasi kuliner dan soft diplomacy, termasuk penyelenggaraan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Sementara itu, Kepala Pabrik Indomie Jeddah, Bambang Gunawan, menyampaikan pabrik yang beroperasi sejak 1995 ini telah mengembangkan produksi di kawasan Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur. Di Arab Saudi, Pinehill membangun pabrik serupa di Dammam pada 2007.
Pabrik di Jeddah itu memproduksi 72.000 bungkus per jam atau 3,5 juta bungkus per hari. "Total dengan pabrik yang di Dammam, kapasitas produksi kita 5,5 juta bungkus per hari, Jeddah dan Dammam," kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : kemlu.go.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement