Advertisement
IDE BISNIS: Kentang Kaliyan, Menjual Camilan lewat Cerita

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kentang goreng ala Belgia belum populer di Jogja. Panggah Pambudi melihat potensi pasar camilan ini. Ia lantas membuka Kentang Kaliyan yang menyajikan kentang goreng dengan berbagai macam saus dan topping. Tak hanya itu, ia memasarkan produknya dengan cara yang unik yaitu melalui cerita alias story telling.
Gerai Kentang Kaliyan sore itu penuh dengan berbagai jenis pelanggan yang datang silih berganti untuk membeli berbagai macam varian produk Kentang Kaliyan. Mulai dari classic mayo, cheese, barbeque, bolognese, hingga chilli cheese.
Advertisement
Ada pemandangan yang tidak biasa di kedai itu, Panggah tidak pernah berhenti mengajak ngobrol satu persatu pelanggan yang datang meski hanya sekedar menanyakan topping favorit mereka di Kentang Kaliyan atau bertanya ke mana mereka pergi setelah itu.
“Selama ini di Jogja belum ada yang fokusnya jualan camilan kentang, bisa dikatakan Kentang Kaliyan pioneer kentang bertopping di Jogja. Selain itu yang buat Kentang Kaliyan beda adalah story telling yang ada di Instagram Kentang Kaliyan dan di gerai ini aku selalu berusaha membangun interaksi dengan konsumen yang datang,” kata Panggah kepada Harian Jogja di gerai yang beralamat di kompleks Ruko Gatic Seturan Jalan Perumnas, Dabag, Condongcatur, Sleman, belum lama ini.
Panggah kemudian menunjukkan laman Instagram @KentangKaliyan dan menunjukkan caption (keterangan foto) yang ditulisnya. Melalui Instagram tersebut, Panggah berinteraksi dengan konsumennya melalui cerita sehari-hari di kedai Kentang Kaliyan. Salah satu contohnya adalah suatu obrolan dengan salah satu konsumen Kentang Kaliyan.
Berkat kelihaian Panggah membuat cerita di Instagram, dia pernah mendapati konsumen dari Semarang yang datang jauh-jauh karena menyukai tulisannya. Konsumen itu juga menyukai produk Kentang Kaliyan.
“Aku enggak mau orang datang ke sini cuma beli kentang, sudah, terus pulang. Aku pengennya orang-orang datang ke sini itu dapat cerita, dapat knowledge, misalnya tentang kenapa Kentang Kaliyan pakai kentang Belgia? Kenapa tidak pakai kentang lokal? Edukasi itu juga aku lakukan di Instagram,” kata Panggah.
Panggah menggunakan bahan baku kentang dari Belgia. Penggunaan kentang asal Belgia menurut Panggah akan menghasilkan kentang goreng yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Ukuran kentangnya pun lebih besar daripada kentang lokal. Panggah tidak menggunakan kentang lokal, sebab kentang lokal memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Sehingga ketika digoreng teksturnya akan lembek.
“Ada ceritanya juga kenapa pilih Belgia. Soalnya Belgia adalah negara Potato Belt. Di sana banyak banget kedai kentang. Di sana dimakannya sambil jalan, kalau di sini enggak mungkin karena jalur pedestriannya masih jelek. Akhirnya bikin pakai cup yang lebih handy [mudah dibawa] dan bisa ditaruh meja untuk menghadirkan kentang dari Belgia semirip mungkin,” jelas Panggah.
Konsep Bisnis
Panggah mengatakan konsep bisnis Kentang Kaliyan sudah ada sejak akhir 2017 saat ia masih bekerja di Jakarta. Dia mengamati kebiasaan mahasiswa yang nongkrong di kafe, banyak dari mereka yang memesan kentang.
Panggah memang tak tahu pasti berapa data penggemar camilan kentang, namun dia begitu yakin untuk segera mengeksekusi ide bisnisnya itu.
“Ide itu sudah ada ketika aku kerja [di Jakarta], akhirnya aku resign dan mewujudkan ide bisnisku. Harapannya Kentang Kaliyan bisa membantu temen-temen mahasiswa supaya mereka bisa ngemil kentang yang enak tapi harganya terjangkau. Kan selama ini di Jogja belum ada yang fokusnya jualan kentang,” kata Panggah.
Produk Kentang Kaliyan dijual dengan harga bervariasi. Untuk ala carte Rp15.000-Rp16.000. Ada juga menu paket Rp21.000-Rp22.000. “Bisa tambah topping sesuai selera dengan menambah Rp2.000-Rp4.000,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Kasus Tambang Ilegal, Kapolda DIY Digugat Praperadilan oleh LSM Sapu Jagad Gunung
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement