Advertisement

Tiongkok Tetap Buka Akses Industri Keuangan Domestik Meski PDB Melambat

Dwi Nicken Tari
Minggu, 25 November 2018 - 21:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Tiongkok Tetap Buka Akses Industri Keuangan Domestik Meski PDB Melambat Bendera Tiongkok - REUTERS

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Ekonom dari Renmin University di Beijing lewat laporannya, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan menyentuh 6,6% pada tahun ini dan melambat menjadi 6,3% pada tahun depan. Ia juga menyampaikan, Tiongkok akan kesulitan menghadapi tantangan perdagangan dan reformasi struktural ke depannya.

Adapun perkiraan yang diterbitkan oleh layanan berita Tiongkok Academy of Social Science tersebut sesuai dengan median perkiraan 73 ekonom yang disurvei Reuters pada bulan lalu, bahwa ekonomi Tiongkok kian tertekan akibat perang dagang dengan AS.

Advertisement

Ekonom dari School of Economics di Renmin University memperingatkan bahwa Tiongkok juga masih berpeluang menghadapi kesulitan yang lebih besar lagi setelah tensi dagang dengan AS terselesaikan.

“Karena Tiongkok menghadapi tekanan besar dari lingkungan perdagangan global, menurunnya pertumbuhan ekspor, dan depresiasi mata uang,” tulis laporan tersebut, seperti dikutip Reuters, Minggu (25/11/2018).

Adapun pada akhir kuartal III/2018, PDB Tiongkok hanya tumbuh sebesar 6,5% secara tahunan (year-on-year), atau pertumbuhan kuartal yang paling lambat sejak 2009.

Untuk mencegah terjadinya perlambatan lebih lanjut, Pemerintah Tiongkok pun mendorong perbankan komersial agar menambah jumlah pinjaman kepada perusahaan privat dan mengambil tindakan untuk mengurangi masalah keuangan perusahaan.

“Akan sulit untuk menggunakan pengukuran jangka pendek untuk menghadapi tekanan downward perekonomian yang terbentuk di Tiongkok. Sementara kebijakan saat ini bisa menahan berlanjutnya pelemahan pertumbuhan pada tahun depan, reformasi struktural dari sisi penawaran tetap diperlukan,” tulis laporan itu.

Liu Yuanchun, Dekan School of Economic di Renmin University dan salah seorang penulis laporan tersebut memaparkan, penurunan tingkat simpanan (savings) Tiongkok dan stimulasi untuk konsumsi domestik kini telah menjadi faktor penting dalam perkembangan industri domestik ketimbang investasi.

Adapun laporan tersebut mencatat, konsumsi Tiongkok diperkirakan naik 9% pada tahun depan atau melebihi pertumbuhan PDB secara keseluruhan.

Sementara itu, dalam perkembangan terpisah, Tiongkok telah menyetujui dua institusi keuangan asing untuk membuka kantor di sana.

Hal itu disampaikan oleh Komisi Regulator Perbankan dan Asuransi Tiongkok (CBIRC) pada Minggu (25/11/2018), sehingga saat ini jumlah persetujuan yang diberikan telah mencapai 12 perusahaan.

Adapun izin terbaru itu diberikan untuk Allianz Group dari Jerman dan Chiyu Bank dari Hong Kong.

Allianz akan membuka perusahaan holding asuransi asing pertamanya di Tiongkok dan Chiyu akan membuka cabang perusahaannya di Shenzhen.

CBIRC menyampaikan, hal itu akan menjadi bagian dari upaya Tiongkok membuka sektor keuangannya sambil meningkatkan kemampuan pencegahan dan pengawasan risiko.

CEO Allianz Oliver Bate menyampaikan dalam pernyataan bahwa keputusan regulator Tiongkok tersebut merupakan kemajuan besar dan perusahaan induk Allianz memperkirakan perusahaan holding dapat dibentuk pada 2019.

Adapun sebelumnya, CBIRC menyampaikan juga telah memberikan izin kepada Fubon Bank dari Taiwan, ICBC-AXA Assurance Co. Ltd., dan Korean Reinsurance Co. untuk membangun unit lokalnya di Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 27 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 03:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement