Advertisement
SOSOK: Andik Duana Putra, Suka Tantangan dengan Pindah-Pindah Kerja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menurut Andik Duana Putra, sering berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya merupakan salah satu cara untuk terus belajar.
Pria kelahiran Surabaya, 12 April 1972 ini mengaku tidak mudah puas untuk belajar dan menggemari tantangan.
Advertisement
Berbekal jaringan dan pengalaman yang ia punya, Andik pun memutuskan untuk bergabung dengan Mbiz, anak perusahaan Lippo Group yang bergerak di bidang B2B enterprise sejak 2016 lalu. Dipercaya sebagai CCO (Chief Compliance Officer) di sebuah perusahaan baru membuatnya tertantang untuk membangun perusahaan ini.
Ia pun mendapat kebebasan untuk mengaplikasikan ide dan konsep di industri digital ini. “Saya juga punya tantangan bagaimana menyatukan dua tipe karyawan dari generasi X dan Y dalam lingkungan kerja yang sama,” kata dia pekan lalu.
Tanggung jawab tersebut agaknya bukan hal yang terlalu sulit bagi Andik dengan sederet pengalaman yang ia miliki. Andik memulai kariernya pada 2000 sebagai Regional Sales Manager di PT Cussons Distributor Indonesia. Setelah lima tahun bekerja di sana, ia mendapat peluang untuk melanjutkan karier di PT Ades Waters Indonesia, sebagai sales operation manager. Selama enam tahun berada di perusahaan, ia berhasil mengimplementasikan sistem territory management. Setelah cukup memiliki portofolio di bidang fast moving consumer goods (FMCG), ia pun mencoba merambah bidang telekomunikasi dengan bergabung ke Bakrie Telecom sebagai Vice President Sales PT Bakrie Telecom.
Dengan bekal berbagai pengalaman tersebut, Andik dituntut membuat perusahaan profitable, sustainable, dan sesuai dengan tujuan awal Mbiz, yakni menjadi solusi di bidang procurement (pengadaan barang dan jasa) bagi konsumen dari enterprise corporation. Andik pun bekerja secara terbuka dan berbagi dengan berbagai pihak mengenai perkembangan pasar digital di Indonesia.
“Indonesia masih sangat kurang memiliki pemain di bisnis B2B enterprise, hanya sekitar 10%. Padahal di negara lain seperti Tiongkok dan Korea, pemain di bisnis B2B ini lebih banyak berkali-kali lipat dibandingkan B2C. Inilah yang harus terus didorong karena B2C hanya memenuhi kebutuhan individu, B2B bisa menyediakan solusi bagi korporasi dan pebisnis lainnya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, 134.000 Naik Kereta Api dari Jakarta
- 96 Unit KRL Baru Siap Meluncur di Jabodetabek
- Cadangan Beras Indonesia Capai 4 Juta Ton, Mentan: Simbol Kemandirian Bangsa
- Gedung Putih Banding Atas Putusan Pengadilan Perdagangan Yang Membatalkan Tarif Trump
- Jelang Iduladha, Harga Daging Sapi Stabil
Advertisement

Hari Terakhir Bulan Mei, Berikut Jadwal Layanan Perpanjangan SIM di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam di Pegadaian Kembali Anjlok Hari Ini 30 Mei 2025, Ini Daftar Harganya
- Cadangan Beras Indonesia Capai 4 Juta Ton, Mentan: Simbol Kemandirian Bangsa
- 96 Unit KRL Baru Siap Meluncur di Jabodetabek
- Hari Kedua Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, 15.628 Penumpang Tiba di Daop 6 Yogyakarta
- Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, 134.000 Naik Kereta Api dari Jakarta
- Penerapan Kemasan Rokok Polos Diminta Diberlakukan di Indonesia, WHO: Untuk Menangkal Produk Berbahaya
Advertisement