Advertisement
Bank Indonesia Dilematis Tentukan Suku Bunga Acuan, Opung: Tidak Naik Tidak Turun
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) - Bisnis/Abdullah Azzam
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Suku bunga Bank Indonesia (BI) diharapkan tidak naik dan juga tidak turun. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
"[Opung - apaan akrab Menko Darmin - suku bunga, naik apa turun Opung, sebaiknya?] Yaa,, tidak naik tidak turun," ujarnya singkat di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (18/06/2019) malam.
Advertisement
Namun saat dipertegas, bahwa jawaban tersebut bisa juga berarti tetap, mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut hanya melemparkan senyum sambil menutup pintu kendaraan dinasnya dan berlalu meninggalkan Gedung Ali Wardhana, Kemenko Perekonomian, Rabu (19/06) malam.
Sepeti diketahui bahwa saat ini, Bank Indonesia, selaku bank sentral Tanah Air tengah menghadapi situasi yang dilematis dalam menentukan langkah pemangkasan suku bunga acuan, apakah diturunkan atau ditahan. Pasalnya peluang untuk hal itu, saat ini bisa dikatakan seimbang.
BACA JUGA
"Dengan pertimbangan CAD atau defisit transaksi berjalan yang masih lebar, mengarah ke 3% dari PDB dan tekanan ke Neraca Pembayaran Indonesia, maka peluang BI turunkan suku bunga acuan ke 5,75% versus menahan suku bunga acuan di 6% menjadi fifty-fifty," papar Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto, Rabu (19/06/2019).
Namun pada sisi lain, ruang penurunan suku bunga memang terbuka lebar karena kondisi domestik yang mendukung, yakni seperti inflasi terkendali di level rendah, lalu perbaikan daya saing Indonesia dari IMD World Competitiveness 2019 yang naik ke urutan 32 dari 63 negara.
Kondisi pendukung lainnya yakni perbaikan rating utang Indonesia dari BB+ menjadi BBB dgn outlook stabil dari Standard & Poor sehingga Indonesia sudah masuk ke status 'investment grade' secara penuh.
'Posisi cadangan devisa yang US$120 miliar dolar AS atau setara 7 bulan impor dan bayar utang luar negeri pemerintah masih memadai," ujarnya.
Kemudian, pada sektor riil dan perbankan, butuh stimulus dari jalur suku bunga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi supaya Indonesia tidak kehilangan momentum mendongkrak pertumbuhan lebih tinggi di 2020 nanti.
Kemudian, pendalaman pasar keuangan terus dilakukan oleh BI seiring dengan outlook perekonomian nasional yang tetap tumbuh positif.
Selain itu, kebijakan makroprudensial dan bauran kebijakan sudah disiapkan oleh BI untuk membentengi dampak negatif penurunan suku bunga acuan atau BI7DRRR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Harga Pangan Nasional di Hari Natal: Cabai hingga Telur
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
Advertisement
Kaliurang dan Jip Wisata Masih Jadi Favorit Libur Natal di Sleman
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



