Advertisement
Saham Provider Potensial Cuan, Tertarik?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Saham provider memiliki peluang besar memberikan keuntungan bagi investornya. Kemajuan teknologi yang pesat dibarengi masifnya penggunaan jaringan seluler menjadi landasan hal tersebut dapat terjadi.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY, Irfan Noor Riza menjelaskan prospek atau potensi saham ditentukan berbagai faktor, salah satunya tren yang tengah berkembang di masyarakat. “Mengapa provider? Karena ini eranya milenial dan di Indonesia ada 236 juta pengguna telepon genggam. Dibalik itu kan ada provider, dengan melihat real keuntungan itu saja di belakangnya pasti investor akan memburu saham ini,” ucap Irfan, Senin (29/7).
Advertisement
Menurut Irfan, usia saham provider potensial memberikan cuan tergantung pada sampai kapan penduduk Indonesia mayoritas membelanjakan uang untuk pulsa atau paket data. Jika hal ini masih dilakukan, dapat dipastikan saham provider berusia panjang.
Sayang, kata dia, banyak masyarakat yang tidak tahu atau lupa untuk membeli saham provider. Alhasil keuntungan besar dari bisnis telekomunikasi ini tak dirasakan, publik sekadar menjadi konsumen. Hingga saat ini, secara umum 52% investor yang ada di Indonesia justru orang asing.
Gandeng PT
Irfan menuturkan meski kondisi pasar modal di Jogja belum sesuai harapan, situasi ini menjadi tantangan sekaligus potensi yang perlu digarap. Karena itu, BEI secara konsisten menggandeng perguruan tinggi untuk membuat galeri-galeri investasi.
Di Jogja, Irfan mengaku minat investasi anak muda membaik. Setidaknya, 30% dari 42.000 investor adalah anak muda. Meskipun, ujar dia, bukan seluruhnya warga asli Jogja. Sebagian di antara mereka adalah mahasiswa luar daerah yang sedang berkuliah di Jogja.
“Ini yang membuat kami bersemangat potensi pertumbuhan luar biasa, mungkin setelah lima tahun mereka kembali ke daerahnya dan di sini sudah teredukasi oleh pasar modal bisa menyiarkan ke masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Irfan mengungkapkan untuk masyarakat yang ingin tahu lebih dalam lagi tentang investasi di pasar modal dapat datang langsung ke kantor BEI, media sosial atau galeri investasi yanga ada di kampus-kampus. Pihaknya juga membuka sekolah pasar modal yang ditujukan ke komunitas atau asosiasi gratis.
Salah satu warga Kalasan, Sleman, Galih Noviantoro,24, mengaku masih kesulitan untuk mencoba di pasar modal. “Dulu trading saja, masih kesulitan tetapi belum menemukan metode yang tepat dan sering rugi,” ujarnya.
Karena itu, dia belum berani mencoba untuk ke arah investasi. Dia mengaku masih butuh waktu untuk belajar melihat kondisi perusahaan dari berbagai sisi sehingga mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli saham. Meski, ujar dia, hal ini memerlukan jangka waktu yang lebih lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement