Advertisement
BI Sosialisasikan QRIS di Grebeg UMKM

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Bank Indonesia mengenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam talkshow QRIS Grebeg UMKM DIY 2019 di Plaza Ambarrukmo, Sleman, Jumat (15/11/2019).
Asisten Direktur DGPN Rommy S Tamawiwy mengungkapkan edukasi standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking sangat penting. Implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku mulai 1 Januari 2020 untuk memberikan masa transisi persiapan bagi PJSP.
Advertisement
"Peluncuran QRIS merupakan salah satu implementasi visi Sistem Pembayaran Indonesia [SPI] 2025, yang telah dicanangkan pada Mei 2019 lalu," kata dia dalam talkshow QRIS di Plaza Ambarrukmo, Sleman, Jumat (15/11/2019).
Ia menjelaskan QRIS yang mengusung semangat UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung). Hal ini bertujuan untuk mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, untuk Indonesia Maju.
QRIS UNGGUL mengandung makna, yaitu pertama, Universal, penggunaan QRIS bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri. Kedua, Gampang, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel.
Ketiga, Untung, transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. Keempat, Langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi, karena prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran.
QRIS disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dengan menggunakan standar internasional EMV Co.1 untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran yang lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan spesifik negara sehingga memudahkan interoperabilitas antar penyelenggara, antar instrumen, termasuk antar negara.
Untuk tahap awal, QRIS fokus pada penerapan QR Code Payment model Merchant Presented Mode (MPM) dimana penjual (merchant) yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh pembeli (customer) ketika melakukan transaksi pembayaran.
Sebelum siap diluncurkan, spesifikasi teknis standar QR Code dan interkoneksinya telah melewati uji coba (piloting) pada tahap pertama pada bulan September hingga November 2018 dan tahap kedua pada bulan April hingga Mei 2019.
Selanjutnya, implementasi dan pengembangan QRIS juga akan melalui pentahapan, yaitu tahap satu QRIS difokuskan untuk transaksi domestik, tahap satu QRIS untuk transaksi cross border inbound (masuk), antara lain dengan menarik wisatawan asing dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bertransaksi menggunakan QRIS. Tahap tiga QRIS untuk transaksi cross border outbound (keluar), sehingga WNI dapat bertransaksi menggunakan QRIS untuk transaksi keluar negeri.
"Untuk melewati tahapan-tahapan tersebut, PJSP asing yang melakukan kegiatan SP di Indonesia harus melakukan penyesuaian infrastruktur, serta diharuskan bekerja sama dengan bank di Indonesia yang masuk BUKU 4. Selain itu, diperlukan dukungan kerja sama G2G antar Bank Sentral," ujar dia.
Head of Corporate Communication LinkAja Putri Diana Ruswaldi mengungkapkan uang elektronik hadir dan memberi kemudahan pada masyarakat dalam bertransaksi. "Histori transaksi akan terdata. Data transaksi itulah yang juga dibutuhkan oleh UMKM. Untuk masyarakat, data transaksi juga bermanfaat untuk mengontrol pengeluaran," jelas dia.
Ia mengatakan LinkAja mendukung pemberlakuan QRIS karena akan lebih memudahkan masyarakat. Semua merchant pun akan memakai QRIS Saat ini dari 250.000 merchant sudah 100.000 yang memakai QRIS. "Pada Januari 2020, semua merchan kami pastikan sudah QRIS," kata dia.
Area Manager Bakpia Kukus Tugu Jogja Albertus Eddy K mengungkapkan Bakpia Kukus Tugu Jogja sudah memakai LinkAja untuk memudahkan transaksi. Transaksi cashless mempercepat proses pelayanan di outlet. "Pakai nontunai jadi enggak perlu pusing nyari uang receh. Wisatawan dari luar DIY rata-rata memakai transakso nontunai," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Dilirik Tiga Maskapai Rute Luar Negeri
- Pengusaha Korea Selatan Gerojok Investasi Rp30 Triliun untuk Indonesia
- Keindahan Pariwisata Indonesia Berkumandang di Dubai lewat Arabian Travel Market
- Harga Ayam Hidup Melambung Tinggi, Menteri Pertanian Janjikan Turun dalam Sepekan
- Ditolak China, 10 Pesawat Boeing 737 MAX Dilirik Air India
Advertisement

BPN Bantul Blokir Internal Sertifikat Mbah Tupon dan Panggil Notaris yang Terlibat
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Desainer Interior Muda di Indonesia Didorong Jadi Penggerak Perekonomian Negara
- Keindahan Pariwisata Indonesia Berkumandang di Dubai lewat Arabian Travel Market
- REI DIY Ajak Warga DIY yang Ingin Dapat Rumah Subsidi Daftar SiKasep
- Janji Insentif Motor Listrik yang Digaungkan Pemerintah Tertunda, Ternyata Ini Alasannya
- Beberapa Uang Pecahan Kertas Tidak Lagi Berlaku, Ingat Batas Penukaran ke Bank Indonesia 30 April
- Lembaga Keuangan Prancis Digandeng Bappenas untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Stok LNG Dipastikan Cukup untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Advertisement
Advertisement