Hingga Akhir 2019, Pertumbuhan Ekonomi DIY Makin Solid, Ini Dasarnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia DIY mengungkapkan sepanjang 2019 pertumbuhan ekonomi DIY makin solid.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan mengatakan hingga akhir 2019, BI meyakini pertumbuhan ekonomi DIY akan tumbuh pada kisaran 6,3%-6,7% (year on year/yoy). "Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan dibanding pertumbuhan ekonomi 2018 yakni 6,2 persen [yoy]. Capaian tersebut diperkirakan masih lebih tinggi dibanding provinsi lain di Jawa," ungkap dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Perwakilan BI DIY, Jogja, Kamis (5/12).
Advertisement
Hilman menjelaskan dalam dua tahun terakhir ekonomi DIY tumbuh ditopang sektor domestik, utamanya investasi bangunan dari konstruksi proyek strategis nasional Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Seusai berakhirnya proyek tersebut, dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi DIY diperkirakan kembali ke rata-rata normal. Sehingga pada 2020, ekonomi DIY diperkirakan melambat, pada kisaran 5,3-5,7% (yoy).
"Dalam jangka menengah, kami meyakini keberadaan bandara baru akan mendorong munculnya rambatan ekonomi. Investasi bangunan masih akan tumbuh seiring berkembangnya kawasan aerotropolis, pembangunan infrastruktur akses jalur kereta api, hingga perhotelan," terang dia
Dari investasi nonbangunan, BI telah memetakan sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui riset growth srategy. BI mengidentifikasi optimalisasi kinerja subsektor unggulan antara lain industri tekstil dan produk turunan (TPT) termasuk fashion, industri mebel dan kerajinan kayu, jasa pariwisata, akomodasi makanan minuman, dan industri kreatif termasuk animasi dan games, merupakan sektor potensial yang memiliki keunggulan kompetitif dibanding daerah lain.
"Kami meyakini sektor tersebut apabila terus didukung secara bersama-sama. Kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY dapat stabil tinggi," ungkap dia.
Konsep Community Based Tourism (CBT) dalam pengembangan pariwisata yang telah dilakukan Pemda DIY berdasarkan arahan dari Gubernur DIY, patut diapresiasi. Konsep CBT selain mampu meningkatkan dan menambah jumlah atraksi baru yang dihasilkan, tentunya semakin menambah daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke DIY.
"Hal ini juga telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY, melalui penciptaan lapangan kerja baru di bidang pariwisata. Pada ujungnya hal tersebut sangat signifikan membantu upaya Gubernur DIY dalam memerangi jumlah kemiskinan," kata dia.
Kondisi Inflasi
Soal inflasi DIY 2019 diperkirakan tetap rendah pada kisaran 2,9-3,1% (yoy). Inflasi tersebut sedikit meningkat dari realisasi 2018 yakni 2,66% (yoy), sebagai akibat dari peningkatan aktivitas ekonomi. Capaian inflasi DIY masih on track pada sasaran TPID 2019 pada kisaran 3,5±1% (yoy).
"Pada 2020, kami mewaspadai potensi peningkatan inflasi utamanya dari kelompok harga yang di atur pemerintah [administered prices]. Kami tetap yakin, perkiraan inflasi DIY 2020 akan berada di sekitar titik tengah sasaran inflasi," ujar dia.
Stabilitas keuangan daerah DIY masih terjaga. Kemampuan korporasi DIY dalam menghasilkan laba (rentabilitas) maupun likuiditas cukup baik. Dari sektor rumah tangga DIY terlihat daya beli masyarakat juga masih terjaga. Perbankan DIY memiliki tingkat kerentanan yang baik, walaupun intermediasi mengalami penurunan. "Perbaikan ekonomi DIY ini secara umum berdampak pada semakin terbukanya lapangan kerja dan menekan angka pengangguran. Dampaknya kemiskinan di DIY 2019 terus mengalami penurunan," ungkap dia.
Sultan memaparkan terdapat tiga pelajaran penting perjalanan ekonomi yaitu memperkuat sinergi, transformasi, dan inovasi dalam memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi DIY yang berkualitas untuk 2020, di tengah kondisi ekonomi global yang belum kondusif.
Pertama, stabiltas dan ketahanan perekonomian perlu terus diperkuat. Kedua, daya saing dan produktivitas harus terus ditingkatkan untuk mendorong momentum pertumbuhan berkualitas ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga, sinergi kebijakan antarotoritas menjadi kunci dalam upaya untuk memperkuat struktur ekonomi DIY. "Di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja perekonomian DIY tahun 2019 ini cukup baik dengan stabilitas yang tetap terjaga dan momentum pertumbuhan yang berlanjut," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Kampanye Terakhir Harda-Danang sapa Pendukungnya dengan Senam Sleman Sehat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
- UMP 2025 Belum Juga Ditetapkan, Ini Dia Besaran UMP 2024 di Setiap Provinsi
- Tercapai 100%, Pendapatan Negara dari Deviden BUMN Tembus Rp85,5 Triliun Tahun Ini
- Boikot Belanja Barang akibat PPN 12%, Begini Respons DJP DIY
- Berencana Tutup 13 Gerai Sepanjang 2024, Begini Perjalanan Matahari Dept. Store di Indonesia
Advertisement
Advertisement