Advertisement
Jumlah Penumpang Pesawat di DIY Turun hingga -15%

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah penumpang pesawat di bandara DIY selama 2019 menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto Jogja, Agus Pandu Purnama mengatakan penurunan penumpang pada 2019 sekitar -15% jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Pada tahun ini kita hanya 7.143.435 penumpang, padahal tahun sebelumnya di kisaran 8,4 juta orang,” kata Pandu, Selasa (7/1).
Advertisement
Dikatakan Pandu, penumpang terlihat menurun cukup drastis hingga 20%-30% pada Januari-April. Penyebabnya, sejumlah maskapai mengubah kebijakan, seperti menaikkan harga tiket hingga memberlakukan bagasi berbayar. Di samping itu, saat ini pilihan transportasi darat bertambah. Apalagi kini pembangunan tol kian masif. Penurunan, menurut dia, juga terjadi di sejumlah bandara lainnya di Indonesia.
Meski begitu, dia optimistis saat Yogyakarta International Airport (YIA) beroperasi penuh, jumlah penumpang pesawat akan meningkat. “Kami mengembangkan kapasitas yang semula 1,8 juta penumpang per tahun, menjadi 25 juta penumpang/ tahun di YIA. Itu terobosan kami. Bandara menjadi alat produksi. Kalau kapasitas terbatas maka penumpang akan terbatas. Kapasitas naik, akan berlimpah,” ujarnya.
Adanya YIA, tambah dia, akan mendongkrak jumlah penerbangan internasional. Tidak hanya Singapura dan Malaysia. Pihaknya akan menjajaki berbagai negara lain. Ia optimistis akan bisa merealisasikan hal itu, karena secara kapasitas dan fasilitas telah memenuhi syarat.
“Perkembangan YIA saat ini 92 persen, kami masih tetap konsen pada 29 Maret [pembangunan] selesai. Pada saat itu pergantian season dari winter ke summer, biasanya penerbangan mengajukan rute baru. Nah rute baru ini dimanfaatkan untuk perpindahan Adisutjipto ke YIA, pemindahan langsung nanti,” ucapnya.
Pihaknya pun sudah menyampaikan hampir ke seluruh maskapai. Agar maskapai harus menyiapkan perpindahan pada Maret tersebut. Namun, ada satu maskapai yang belum memenuhi standar peralatan pesawat atau masih menggunakan pesawat klasik.
“Di sanakan [YIA] menggunakan namanya performance base navigation [PBN], jadi pesawat harus memiliki PBN itu, jika tidak, tidak bisa mendarat disana. Saat ini sudah ada progres untuk update, mudah-mudahan tepat waktu. Sementara itu untuk maskapai baru belum, karena mereka juga perlu survei dan memenuhi izin,” katanya.
Penumpang Nataru
Total pergerakan kedatangan dan keberangkatan selama pelaksanaan Posko tercatat sebanyak 432.586 penumpang menggunakan transportasi udara melalui Bandara Internasional Adisutjipto Jogja dan YIA. Jumlah tersebut naik 1,01% dibandingkan pada 2018/2019 dengan 415.416 penumpang. “Kenaikan jumlah penumpang di kedua bandara diiringi dengan adanya kenaikan pergerakan pesawat sebanyak 3.333 pergerakan yaitu sebesar 2,33%,” kata Pandu.
Puncak arus kedatangan pada peringatan Natal 2019 tercatat pada H-4, yaitu pada 21 Desember 2019, sebesar 27.018 penumpang. Sedangkan puncak arus balik tercatat pada H+4 Tahun Baru 2020 yaitu pada Minggu (5/1), sebesar 23.464 penumpang. “Terlihat dari jumlah stabilnya pertumbuhan penumpang dan pesawat, dapat kami sampaikan bahwa Jogja masih menjadi destinasi utama bagi masyarakat baik dari segi pariwisata, budaya, kuliner dan lain-lain,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement
Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dana untuk Rumah Bersubsidi Rp18,8 Triliun, Telah Dikucurkan untuk Semester I 2025
- APBN Paruh Pertama 2025 Defisit Rp197 Triliun
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Sekitar 5 Persen
- BI DIY Sebut Inflasi pada Juni 2025 Masih Terkendali
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement