Advertisement
Sejak Ada Corona, Masyarakat Lebih Rajin Menabung

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Peningkatan dana pihak ketiga perbankan awal tahun lebih disebabkan oleh kecenderungan masyartakat dan pelaku usaha lebih rajin menabung. Perbankan mengaku tidak memberikan suku bunga dana spesial untuk lebih melonggarkan likuiditasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan per Februari 2020 sebesar Rp5.806,9 triliun, atau tumbuh 7,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Advertisement
Capaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Januari 2020, di mana DPK tercatat sebesar Rp5.721,9 triliun atau tumbuh 6,6% yoy.
Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk Herwidayatmo menyebutkan perbankan saat ini memiliki kondisi likuiditas yang tergolong longgar. Perbankan pun tidak memerlukan upaya tambahan untuk melonggarkan kembali likuiditasnya dengan pemberian suku bunga dana spesial.
"Situasi lagi susah begini, tidak akan mungkin didorong dengan DPK dengan biaya bunga yang lebih tinggi. Situasi ekonomi lesu, nasabah kredit banyak yang minta keringanan," jelasnya, Selasa (31/3).
Herwidayatmo berpendapat peningkatan DPK yang cukup tinggi pada awal tahun ini pun didorong oleh banyaknya nasabah yang menjual aset seperti surat berharga serta saham, sehingga lebih memilih uang tunai sebagai sarana investasi yang aman. "Orang banyak yang pada jual aset, terutama yang berupa surat berharga, dan melihat situasi seperti sekarang ini, mereka lebih nyaman untuk memegang cash, yang disimpan di bank," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT BRI Agroniaga Tbk. Ebeneser Girsang. Dia mengatakan perseroan tidak mengambil langkah peningaktan suku bunga dana pada awal tuhin ini.
"Kami lebih fokus pada peningaktan efisiensi operasional. Tentunya kami pun tidak akan meningkatkan suku bunga dana apa lagi dengan special rate," imbuhnya.
Menahan Belanja
Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan dengan kondisi merebaknya Covid-19, masyarakat cenderung menahan belanja. Akibatnya, masyarakat lebih memilih menyimpan dananya ketimbang mengambil kredit.
"Selain itu ada social distancing, juga mengingat wabah covid-19 belum tahu sampai seberapa besar dampaknya terhadap usaha maupun kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat lebih suka mengambil jalan yang rendah risiko dengan menempatkan cash di bank dalam bentuk CASA dan deposito," katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa.
Di samping rendahnya permintaan kredit, Lani menuturkan bank saat ini juga lebih selektif dalam menyalurkan kredit, dengan lebih memperketat syarat kreditnya. Peningkatan DPK tersebut dikontribusi oleh semua jenis simpanan, baik giro, tabungan, maupun simpanan berjangka.
Sementara, bisnis utama perbankan, yakni penyaluran kredit, tercatat melambat hampir pada seluruh segmen, Per Februari 2020, kredit perbankan yang disalurkan tercatat sebesar Rp5.544,0 triiun atau tumbuh 5,5% secara tahunan. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan kredit juga terjadi pada segmen modal kerja, investasi dan konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Minggu 6 Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement