Advertisement
Ini Bisnis yang Merugikan & Menguntungkan Selama Pandemi Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 mengubah prilaku konsumen menjadi lebih hati-hati dalam berbelanja. Perubahan ini memberikan dampak yang besar terhadap roda perekonomian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia.
Berdasarkan laporan yang dilansir dari Yelp: Coronavirus Economic Impact Report pada bulan April 2020, beberapa aspek bisnis yang malah mengalami tren pertumbuhan yang diakibatkan pademi tersebut.
Advertisement
Hasil laporan dari Yelp ini merupakan laporan di negara Amerika Serikat namun cukup menggambarkan kondisi perekonomian di Indonesia saat pandemi ini.
Mayoritas aspek bisnis yang mengalami penurunan menurut hasil laporan Yelp adalah aspek sekunder yang dalam pemenuhannya dirasa tidak begitu penting untuk para konsumen seperti toko gaun pengantin yang turun sebesar 63 persen.
Sementara itu, karena diberlakukannya larangan melakukan aktivitas di luar rumah, pusat-pusat perbelanjaan mengalami penurunan omzet sekitar 63 persen sampai dengan 70 persen dan toko-toko di pinggir jalan juga turun sebesar 41 persen.
Sementara itu, aspek bisnis yang mengalami peningkatan pembelian terjadi pada bisnis-bisnis yang dilakukan secara online seperti bisnis agrikultur (seperti toko buah dan sayur, hasil perkebunan) dengan peningkatan sebesar 430 persen, toko bahan pangan naik sebesar 200 persen dan jasa kurir mengalami peningkatan sebesar 95 persen.
Peningkatan pada aspek bisnis tersebut disebabkan karena sudah mulai diberlakukan pelarangan aktivitas di luar rumah sehingga para konsumen lebih memilih memenuhi segala kebutuhannya melalui media online.
Informasi tersebut sejalan dengan data yang diungkapkan oleh Kirill Mankovski, selaku Managing Director ADA Indonesia yang menerangkan bahwa terdapat dua perubahan karakteristik konsumen yang timbul karena dampak dari pandemi Covid-19 yaitu konsumen adaptif (The Adaptive Shopper) dan bekerja dari rumah (Work from home).
Perubahan karakteristik konsumen tersebut terlihat dari banyaknya pemakaian aplikasi belanja online selama bulan Maret 2020 yang naik sebesar 300 persen dan mengalami puncak kenaikan lebih besar dari 400 persen di pertengah bulan Maret 2020.
Kirill juga menambahkan, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan bertambah lebih besar di bulan-bulan berikutnya seiring pola karakteristik konsumen yang sebagian besar sudah melek teknologi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Kulonprogo Tunggu Juknis Terkait Transmigrasi Pola Baru, Syaratnya Wajib Ikut Komcad TNI
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Tenaga Kerja 1,6 Juta Orang Diprediksi Bisa Terserap ke Koperasi Merah Putih
- Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
- Wakil Menteri Koperasi Tuding IMF Jadi Penyebab Tumbangnya Koperasi Unit Desa
- Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
Advertisement