Advertisement
Awal Juli, Semua Obwis di DIY Diminta Terapkan Transaksi Tiket Nontunai

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seluruh objek wisata (obwis) di DIY diminta menerapkan transaksi nontunai, khususnya dalam hal pembelian tiket. Hal itu dilakukan dalam rangka menghadapi era new normal guna mencegah penularan Covid-19.
"Kami dorong untuk cashless [nontunai] karena itu [pembelian tiket] berpotensi untuk kontak juga," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo, Senin (22/6/2020).
Advertisement
Singgih mengatakan uji coba transaksi pembelian tiket secara nontunai akan dilakukan pada awal Juli 2020, khususnya di sejumlah destinasi wisata yang telah merampungkan simulasi prosedur standar operasi (SOP) new normal. "Tentunya [diterapkan] untuk destinasi yang kami uji coba dulu ya. Nanti akan kami lihat perkembangannya," kata dia.
Penerapan sistem pembayaran nontunai, menurut dia, sekaligus menjawab kekhawatiran sejumlah pengelola destinasi wisata saat menerima pengunjung yang berasal dari wilayah zona merah.
Selain itu, kata dia, sistem pembayaran nontunai dengan pemesanan tiket secara daring juga bermanfaat untuk memastikan calon pengunjung bisa masuk objek wisata.
“Memastikan sampai di destinasi mereka bisa masuk karena kami menerapkan 50 persen kapasitas pengunjung. Jangan sampai begitu di lokasi, kapasitas penuh," kata dia.
Singgih mengatakan secara umum pembukaan destinasi wisata di DIY belum dimulai. Pembukaan secara resmi masih menunggu terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) DIY tentang SOP tatanan new normal.
Saat ini, Dispar DIY masih menyimulasi penerapan SOP new normal di 10 destinasi wisata, tujuh hotel, dan tujuh restoran sebagai sampel di lima kabupaten/kota. Simulasi itu, kata dia, ditargetkan selesai pada pekan ini.
Setelah simulasi selesai, Dispar DIY akan mengujicoba pembukaan destinasi wisata dengan membatasi jumlah pengunjung yang masuk.
Dia mengatakan meski sebelumnya Pemda DIY tidak pernah menyatakan menutup destinasi wisata, tetapi pada saat hendak membuka kembali, pengelola destinasi diminta untuk memastikan mematuhi SOP. "Tidak kemudian asal membuka karena akan sangat berbahaya kalau tidak siap kemudian dibuka. Yang kami hindari itu munculnya klaster dari pariwisata," kata Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BP Tapera Salurkan Pembiayaan Rumah FLPP Rp17,24 Triliun untuk 33 Provinsi
- Bank Mandiri Siap Penuhi Ketentuan Pemblokiran Rekening Judi Online
- Update Harga Emas Pegadaian Hari Ini, dari Ukuran 0,5 Gram hingga 1 Kg
- Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
Advertisement

Tim Gabungan Pencari Fakta Dibentuk Tindaklanjuti Insiden Media Officer Madura United
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Larangan Social Commerce Terbit, Berikut Tanggapan Tokopedia, Shopee hingga TikTok
- Ingat! Besok, 30 September 2023 Batas Waktu Laporan Program Pengungkapan Sukarela
- Pemerintah Baru Ribut Lindungi UMKM Lokal Saat TikTok Shop Jajaki Pasar
- Pastikan Data Sensus Pertanian Valid, BPS DIY Bakal Kroscek ke Lapangan
- Pakar Sebut Pelarangan TikTok Shop Bisa Menjadi Solusi Sementara
- Siapkan Generasi Unggul di Era Digital, Gojek Roadshow GoCampus ke UGM
- Wow, Target Turunkan Emisi pada Sektor Energi Butuh Rp3.500 Triliun
Advertisement
Advertisement