Advertisement
BPD DIY Buktikan Perbankan Bisa Bantu Dongkrak Perekonomian
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pandemi yang melanda Tanah Air, tak terkecuali DIY, meruntuhkan fondasi ekonomi masyarakat. Perbankan sebagai salah satu penyedia jasa keuangan, seharusnya memang hadir menawarkan solusi bagi masyarakat untuk memperbaiki kualitas perekonomiannya.
Setidaknya, hal itulah yang kini tengah diupayakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY. Sebagai bank milik daerah, Bank BPD DIY terus terus tumbuh dan bertransformasi mengikuti perkembangan yang ada. Peran mendukung pembangunan daerah, dan menggerakan roda perekonomian di DIY terus dioptimalkan.
Advertisement
Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad mengatakan sebagai sebuah bank pembangunan daerah, Bank BPD DIY menjalankan fungsi sebagai bank umum, sebagai kas daerah, dan sebagai bank pembangunan.
Sebagai sebuah bank umum, BPD DIY menjaga kinerja baiknya selama ini. Bank BPD DIY hingga saat ini terus tumbuh sehat. Pada September, nilai aset tercatat Rp16,3 triliun atau naik 7,37% (year-to-year/yoy); laba mencapai Rp257,7 miliar, tumbuh 3,12% (yoy); Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp13,2 triliun, tumbuh 6,25% (yoy); dan penyaluran kredit tercatat Rp9,3 triliun, tumbuh 7,97% (yoy).
“Terus tumbuhnya BPD DIY tidak lepas dari peran serta masyarakat,” kata dia.
Selain itu, kata dia, Bank BPD DIY juga memiliki misi yang tidak sama dengan bank pada umumnya. “Kami punya ciri khas, spesifik, yaitu ikut dalam menjaga pertumbuhan ekonomi daerah. Kemudian fungsi sebagai kas daerah, tentu sebagai garda terdepan dalam pelayanan keuangan di daerah. Garda terdepan tersebut dalam pengelolaan uang masuk maupun uang keluar,” ucap Santoso, Kamis (4/11).
Literasi Digitalisasi Keuangan
Zaman terus berkembang, teknologi digital pun kini menjadi sebuah keniscayaan. Bank BPD DIY juga menyadari perkembangan zaman tersebut, dengan mengeluarkan berbagai layanan dan inovasi digital.
Digitalisasi memudahkan masyarakat untuk mendapatkan berbagai layanan dari Bank BPD DIY. Selain juga di tengah pandemi Covid-19 saat ini layanan digital dianjurkan, untuk mengurangi kontak langsung, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Digitalisasi yang dilakukan Bank BPD DIY, kata Santoso, di antaranya adalah pengembangan mobile banking dengan beberapa fiturnya, mulai dari transaksi antarrekening, hingga pembayaran kewajiban masyarakat seperti PBB, atau pembayaran pajak lain.
“Hingga September 2021, pengguna mobile banking BPD DIY telah mencapai 92.313 user,” kata dia.
Selain itu, ada pula layanan digital QRIS Ultimate Automated Transaction (QUAT) BPD DIY. Layanan ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya transaksi real time, dana langsung masuk ke rekening, dapat bertransaksi untuk semua penyedia jasa, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.
Hingga kini, dia mengatakan penggunaan QUAT BPD DIY ini sudah menyasar di 45.413 merchant. “Kami betul-betul konsentrasi di teknologi. Inovasi teknologi ini sebuah keniscayaan. Kami investasi di sana, kami kembangkan. Investasi di bidang perangkat keras, bidang SDM, setelah itu tentu pengembangan aplikasinya. Kami lakukan dalam rangka menyongsong era digital ini. Semua itu juga kami kembangkan sendiri, supaya lebih efisien,” ucap Santoso.
Santoso mengakui untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan penggunaan teknologi digital ini diperlukan proses yang tak mudah. Terlebih hingga kini masih banyak masyarakat yang belum terbasa memanfaatkan teknologi digital tersebut.
Itulah sebabnya, dengan menggandeng berbagai mitra, termasuk kanal pembayaran lain, diharapkan bisa memaksimalkan upaya mengedukasi masyarakat, khususnya terkait dengan penerapan transaksi nontunai.
Literasi keuangan digital, imbuh Santoso, juga dilakukan Bank BPD DIY dengan menggandeng kalangan anak muda. Hal itu tak lepas dari kedekatan mereka pada teknologi digital itu sendiri. “Itulah sebabnya, kami juga menggandeng anak-anak muda, generasi milenial menjadi bagian digital ambassador, dan menunjukkan BPD DIY dapat dimanfaatkan semua masyarakat,” kata Santoso.
Pariwisata dan UMKM
Tak dimungkiri, sektor pariwisata dan turunannya seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian bagi masyarakat DIY.
Di tengah pandemi Covid-19, sektor tersebut juga menjadi sektor yang paling terpukul. BPD DIY turut mengambil peran, dalam pemulihan ekonomi tersebut.
“Bagi Jogja, pariwisata adalah ruh. Ekonomi Jogja tumbuh karena pariwisata dan dukungan sektor lainnya, seperti budaya, kuliner, termasuk pendidikan. Sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi, mati-matian kami pertahankan dan dorong untuk tumbuh,” ucap Santoso.
Pariwisata dan sektor turunannya seperti makan minum, akomodasi, transportasi termasuk UMKM terus didorong untuk bisa beradaptasi juga dengan teknologi digital. Salah satunya adalah sinergi dengan stakeholder terkait, misalnya, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY melalui integrasi QUAT BPD DIY dengan aplikasi Visiting Jogja yang membantu memudahkan wisatawan yang berkunjung ke DIY.
Menyadari dampak pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun, telah mengganggu permodalan para pelaku usaha, Bank BPD DIY siap memberikan pembiayaan untuk permodalan usaha.
“Ini aktivitas masyarakat mulai berjalan, ekonomi bergerak setelah turun level PPKM. Kami akan support, mungkin mereka kemarin usahanya tersendat karena pandemi. Agar bisa tumbuh bersama, ekonomi meningkat,” ujar Santoso.
Khusus untuk UMKM, sejumlah program pembiayaan ditawarkan, salah satunya kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (Pede) yang menawarkan pembiayaan hingga Rp10 juta tanpa agunan.
Meski mudah, tetapi Bank BPD DIY tetap mengedepankan aspek selektivitas. Beberapa syarat yang bakal diverifikasi secara cermat adalah bahwa usaha dari orang yang mengajukan pinjaman benar-benar prospektif, cash flow, dan tidak tercatat sebagai kredit bermasalah.
Selain itu, imbuh Santoso, Bank BPD DIY juga menawarkan sejumlah program kredit untuk aparatur sipil negara (ASN) dan pensiunan. Di antaranya adalah Kredit Swaguna, kredit tanpa agunan/potong gaji bagi ASN dan pegawai swasta yang telah bekerja sama dengan bank, untuk keperluan konsumtif. Selain itu, ada juga Kredit Purnakarya, kredit tanpa agunan/potong gaji pensiun bagi pensiunan yang penerimaan gajinya melalui Bank BPD DIY untuk keperluan konsumtif.
Inklusi Keuangan
Sementara terkait dengan inklusi keuangan, akses perbankan pun diperluas oleh Bank BPD DIY. Melalui Agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif atau Laku Pandai BPD DIY.
“Akses masyarakat ke perbankan semakin mudah. Kami bermitra dengan agen itu [Laku Pandai BPD DIY], notabene yang kami sasar BUMDes,” ucap Santoso.
Hadirnya Agen Laku Pandai mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan dasar bank, seperti setor tunai, tarik tunai, pembayaran angsuran, retribusi, hingga konsultasi untuk pembiayaan. “Untuk BUMDes juga dapat sharing fee, jadi saling menguntungkan. Inklusi keuangan akhirnya kesana. Mungkinkan masih ada masyarakat yang jauh kalau ke bank, itu memudahkan mendekatkan ke masyarakat,” ujarnya.
Peran BPD DIY juga ditorehkan dalam pembangunan infrastruktur skala besar di DIY, seperti terbaru yaitu wujud dukungan untuk pembangunan jalan tol. Dukungan pembiayaan diberikan dalam proses pembangunan. Hadirnya infrastruktur kedepan juga dapat mendorong roda perekonomian DIY. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bergabung dengan BRICS, Indonesia Disebut Bisa Mempercepat Perjanjian Bilateral
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp1.535 Juta per Gram
- Semarakkan 6th Anniversary, Sleman City Hall Selenggarakan a Great Business Talk: Change Chance Choice untuk 3.500 Orang
- Harga Pangan per 29 Oktober 2024: Bawang Merah Naik, Cabai Turun
- Sejarah Panjang Sritex (SRIL) yang Kini Dinyatakan Pailit
- Kemenhub dan KBUMN Koordinasi Untuk Efisiensi Biaya Logistik di Sektor Transportasi
- Punya Peran Strategis, PAFI Pengurus Cabang Singkawang Terus Melakukan Edukasi Soal Obat-obatan ke Masyarakat
- Pemerintah Mau Hapus Utang Petani Hingga UMKM, Pakar UGM: Kuncinya Pendampingan
Advertisement
Advertisement