Advertisement
Khawatir Omicron, Emas Jadi Idaman Berinvestasi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (22/12/2021) waktu New York. Kondisi itu bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global.
Mengutip Antara, Kamis (23/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,5 atau 0,75 persen menjadi ditutup pada US$1.802,20 per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.801,24 per ounce pada pukul 18.39 GMT.
Advertisement
Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.788,70, setelah jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60 pada Senin (20/12/2021), dan menguat US$6,7 atau 0,37 persen menjadi US$1.804,90 pada Jumat (18/12/2021).
Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce".
Menurut Wyckoff, ketakutan Omicron mungkin telah berjalan dengan sendirinya di pasar, itu masih positif untuk emas karena akan memungkinkan para pedagang untuk fokus pada hal-hal lain seperti kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih jelas dari Federal Reserve.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya beringsut lebih rendah, meningkatkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berkurang.
Investor juga mempelajari data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tengah meningkatnya infeksi Covid-19, meskipun aktivitas telah meningkat, menempatkan ekonomi di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984.
"Tetapi dengan volume perdagangan tipis dan pemain utama menjauh menjelang tahun ini, pasar emas diperkirakan akan berombak," kata analis Phillip Futures, Avtar Sandu dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 29 sen atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada US$22,819 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 40,6 dolar AS atau 4,38 persen, menjadi ditutup pada US$968,4 per ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Kasus Tambang Ilegal, Kapolda DIY Digugat Praperadilan oleh LSM Sapu Jagad Gunung
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement