Advertisement
Kompak Bikin Selai Buah Tropis, Pasangan di Kasongan Ini Raih Omzet Banjir Orderan
![Kompak Bikin Selai Buah Tropis, Pasangan di Kasongan Ini Raih Omzet Banjir Orderan](https://img.harianjogja.com/posts/2022/01/15/1093410/16-investasi-selai-1-1.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Berawal dari kegemaran Hanna dan Marc, pasangan yang tinggal di Kasongan, Bantul terhadap kuliner membawa mereka mengulik keragaman buah tropis menjadi produk selai. Lewat Saja Jam, mereka menghadirkan selai dengan variasi buah yang berbeda dari biasanya.
Tak hanya enak, tetapi juga sehat. Apalagi memiliki citarasa yang variatif dan mengunggulkan buah-buahan negara tropis. Hal itulah yang coba ditawarkan Hanna dan Marc sejak 2019 melalui Saja Jam.
Advertisement
Selai yang diproduksi merupakan buatan rumahan dan tidak menggunakan bahan pengawet. "Hanya berbahan gula dan buah, tanpa tambahan pengawet, tanpa pewarna karena buah tropis sudah punya pigmen yang bagus, Jadi lebih natural," kata Hanna kepada Harianjogja.com, belum lama ini.
Jauh sebelum 2019, pasangan suami istri ini sebenarnya sudah membuat selai. Namun, selai itu belum dikemas dalam stoples untuk dijual ke publik, melainkan hanya untuk disuguhkan kepada tamu vila mereka di Kasongan.
Mulanya, varian selai yang mereka produksi sebatas mangga dan stroberi. Namun, lantaran diolah sendiri, para tamu menggemarinya.
"Suatu hari ada tamu yang bertanya, apakah selainya dijual dan bisa dibawa pulang. Lalu lama-lama kami terpikir untuk dijual dengan stoples. Tetapi, kami juga enggak ingin selainya hanya basic seperti brand lain, kami ingin lebih kreatif dan eksplorasi rasa-rasa lainnya," ungkapnya.
Marc yang berasal dari Prancis menjadi sosok utama yang mengeksplorasi buah-buahan tropis menjadi selai yang berbeda ala Saja Jam. Setelah resepnya ditemukan, barulah Hanna yang memasaknya di dapur.
Kini, proses produksi Saja Jam dilakukan di Saja House, Jalan Kasongan No. 223, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Di sana pula pelanggan bisa datang langsung dan memilih selai-selai dalam toples yang mereka inginkan.
Hingga kini Hanna dan Marc sudah merilis sekitar 20 varian selai ala Saja Jam. Mulai dari varian single fruit, seperti selai rasa mangga, stroberi, pisang, nanas, kelapa, pepaya, jambu, markisa, hingga durian. Kemudian ada varian mix fruit yang merupakan perpaduan dari beberapa buah yang dicampur.
Selai itu dikemas dalam stoples kaca kecil berukuran 150 gram dan 350 gram. Untuk kemasan kecil, harganya berkisar Rp29.000 hingga Rp35.000. Sementara untuk kemasan yang lebih besar mulai dari Rp59.000 hingga Rp65.000.
Bikinan Sendiri
Sebagai usaha kecil, produksi Saja Jam masih dilakukan secara homemade. Mereka menggunakan metode tradisional dalam mengolah buah-buahan menjadi selai, yaitu memasak buah-buahan itu dalam sebuah panci tembaga. Dalam sekali memasak, alat itu hanya mampu mengolah tiga kilogram buah.
Adapun buah-buahan yang digunakan Saja Jam dikirim dari sejumlah kebun di Jawa. Tak hanya dikirim segar, ada juga buah-buahan yang lebih aman jika dikirim secara beku.
Hanna menuturkan pengiriman buah beku salah satunya untuk menjaga kualitas buah agar tidak rusak. Misalnya stroberi yang mereka datangkan dari Bandung. Lantaran mudah rusak, stroberi itu lebih baik dibekukan dulu selama perjalanan. Selain itu, pembekuan buah juga dilakukan untuk menjaga stok buah musiman, seperti pada mangga.
"Bulan Desember kemarin bisa produksi 50 kilogram. Biasanya enggak sampai segitu. Beberapa waktu terakhir banyak permintaan untuk hamper," kata dia.
Bulan lalu, kata Hanna, produk yang jadi unggulan ialah hamper dengan varian Indonesia by Jam. Dalam satu boks hamper itu, ada tiga varian selai mix fruit, yaitu nanas-kelapa, buah naga-pisang, serta mangga-markisa.
Permintaan hamper pada momen Natal dan Tahun Baru itu bahkan tidak hanya meningkat di toko mereka di Kasongan, tetapi juga dari penjualan daring melalui media sosial. Hal itu membuat Saja Jam mengantongi omzet hingga Rp12 juta dari rata-rata omzet bulanan mereka yang berada di angka Rp8 juta per bulan.
Selain dijual di Kasongan, Saja Jam juga bisa ditemui di sejumlah toko produk organik, toko roti, dan oleh-oleh di Jogja. Hanna dan timnya juga beberapa kali diundang untuk mengisi sejumlah pasar sehat yang menampilkan produk lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, DPR Tunggu Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Bukan Aoka, BPOM Perintahkan Roti Okko Ditarik dari Pasaran, Berikut Penjelasannya
- Gapmmi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Kasus Roti Aoka
- BPBD DIY Bikin Program Hotel Tangguh Bencana, PHRI: Sudah Beberapa Kali Disimulasikan
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (19/7), Turun Rp8.000 per Gram
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182788/npd.jpg)
Kenali dan Pahami Gejala Pengidap NPD, Korban Bisa Stres hingga Depresi
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Bantah Ada BBM Baru, Begini Penjelasan Luhut
- Bank BPD DIY Luncurkan QRIS Dinamis, Pengguna Tak Perlu Masukkan Nominal Pembayaran
- Ini Lima Negara Pemasok Utang Terbesar untuk Indonesia
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor 16 Ribu Pasang Sepatu Ke Amerika
- Indonesia Berada di Urutan Empat Produsen Kopi Terbesar di Dunia
- Kolaborasi Telin dan MEF Percepat Transformasi Digital di Indonesia
- Tingkatkan Peran Koperasi, Dinkop UKM DIY Gelar Simposium Nasional
Advertisement
Advertisement