Advertisement
Formulasi Pembatasan Pembelian Pertalite Terus Dipersiapkan
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018). - JIBI/Bisnis.com/Dwi Prasetya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Pertamina Patra Niaga berfokus melakukan sosialisasi pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite sembari meningkatkan jumlah pendaftar pada aplikasi MyPertamina.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan perseroan terus meningkatkan infrastruktur terkait pada seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk mengejar target implementasi pembatasan pembelian yang sebelumnya ditarget efektif pada bulan ini.
Advertisement
BACA JUGA: Hendak Terbitkan IPL Tol Jogja-YIA, Ini yang Jadi Pertimbangan Pemda DIY
“Kami bersama Telkom mempersiapkan EDC untuk pencatatan kendaraan dan untuk jaringan juga kami sudah berkoordinasi dengan provider,” kata Irto saat dihubungi, Minggu (21/8/2022).
Berdasarkan catatan Pertamina Patra Niaga per 19 Agustus 2022, jumlah kendaraan roda empat yang sudah terhimpun pada sistem verifikasi MyPertamina mencapai sekitar 650 ribu unit. Dia menargetkan jumlah itu terus mengalami peningkatan menyusul komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem subsidi energi saat ini.
“Kuncinya bukan di banyak sedikitnya, tapi apa tepat sasaran atau tidak,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dari APBN diperkirakan bisa bengkak hingga Rp550 triliun apabila PT Pertamina (Persero) tidak diizinkan menaikkan harga solar dan pertalite oleh pemerintah.
BACA JUGA: Warna-Warni Puluhan Layangan Warnai Langit Pantai Samas
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan lebarnya gap antara harga keekonomian dan harga jual solar dan pertalite pada saat harga minyak dunia tinggi mendorong perlunya penyesuaian harga BBM. Terlebih, terang Luhut, saat subsidi BBM yang ditopang oleh kantong negara saat ini sudah mencapai Rp502 triliun.
"Hingga saat ini, APBN menanggung subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp502 triliun. Tanpa ada penyesuaian kebijakan, angka ini bisa meningkat hingga lebih dari Rp550 triliun pada akhir tahun," katanya melalui keterangan resmi, Minggu (21/8/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunungkidul Catat Produksi Perikanan Stabil, Lele Teratas
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- TPAKD DIY Dorong Akselerasi Inklusi Keuangan Lewat Rakorda 2025
- Ekonomi Melaju, DIY Jadi Model Penguatan Keuangan Daerah
- Harga Emas Hari Ini, Produk UBS dan Galeri24 Masih Turun
- Harga Pangan Dongkrak Inflasi DIY November 2025
- KAI dan KNKT Inspeksi Jalur Daop 6 Jelang Nataru 2025/2026
- Reservasi Hotel Nataru di DIY Capai 50 Persen, PHRI Dorong Penertiban
Advertisement
Advertisement



