Advertisement

Bioetanol Jadi Solusi Bahan Bakar Masa Depan Kendaraan

Media Digital
Senin, 26 Mei 2025 - 09:32 WIB
Maya Herawati
Bioetanol Jadi Solusi Bahan Bakar Masa Depan Kendaraan Foto ilustrasi penggunaan bioetanol. / Dibuat oleh AI Stockcake

Advertisement

JOGJA—Bioetanol menjadi bahan bakar yang diprediksi akan banyak digunakan di masa depan. Saat ini, Astra Honda Motor (AHM) dalam tahap uji coba penggunaan bioetanol pada produksi kendaraannya.

Technical Training Coordinator AHM Jogja, Danang Priyo Kumoro, mengatakan proses uji coba masih berjalan. Sehingga dia belum bisa bercerita banyak tentang hasil uji cobanya. Namun, yang pasti, Danang melihat bioetanol menjadi bahan bakar masa depan yang bisa menghasilkan emisi karbon lebih rendah.

Advertisement

"Tahun depan [kemungkinan] bioetanol menjadi salah satu bahan bakar alternatif, dari [mengurangi] ketergantungan kita pada [bahan bakar berbasis] fosil," kata Danang, Jumat (23/5/2025).

Danang mengatakan secara industri, bioetanol tampaknya menjadi salah satu arah ke depan dari bahan bakar mesin kendaraan yang ada di Indonesia. Termasuk dalam salah satu produk terbaru AHM, dengan merek Scoopy, pernah menjalani proses uji coba dalam penggunaan bioetanol.

BACA JUGA: Menilik Kontribusi Biofuel Kurangi Emisi Karbon

"[Tetapi secara kajian] Terkait dengan bioetanol sedang berjalan, sebagai bahan bakar alternatif ke depannya," katanya.

Sementara itu, Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Jayan Sentanuhady, mengatakan penggunaan bahan bakar minyak bioetanol bisa membuat pembakaran pada mesin lebih bersih. Dibandingkan bahan bakar dengan gasoline murni, penggunaan bioetanol menghasilkan emisi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan partikel yang lebih rendah.

"[Pembakaran yang lebih bersih] mengurangi dampak negatif [penggunaan bahan bakar] terhadap lingkungan," kata Jayan, Jumat (23/5/2025).

"Penggunaan etanol yang berasal dari tanaman seperti tebu atau jagung juga bisa membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil."

Dari aspek mesin, etanol memiliki angka oktan lebih tinggi dibandingkan gasoline murni. Sehingga proses dari bioetanol bisa meningkatkan resistensi terhadap knocking atau detonasi mesin. Penggunaan bahan tersebut berpotensi meningkatkan performa mesin dalam kondisi tertentu.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengatakan Indonesia punya banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk bioetanol. Sumber daya ini misalnya sawit, tebu, dan sebagainya.

Menurut Fahmy, tantangannya adalah pengadaan teknologi agar sumber daya tersebut bisa dibuat dengan persentase bioetanol yang tinggi pada bahan bakar minyak.

Dari sisi produksi, saat nantinya bisa dengan kapasitas yang normal, maka bisa berdampak pada semakin murahnya produk bioetanol untuk bahan bakar kendaraan.

"Kalau [harga] lebih murah dan hasilkan energi bersih, saya kira konsumen akan berpindah. Kalau harga lebih mahal, masyarakat akan berpikir juga. [Tapi] kalau jumlah produksi udah normal, harganya bisa turun," kata Fahmy. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Rabu 28 Mei 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur

Jogja
| Rabu, 28 Mei 2025, 00:47 WIB

Advertisement

alt

Hilangkan Lelah di Desa Wisata Tinalah

Wisata
| Minggu, 18 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement