Advertisement
Mumpung Suku Bunga Acuan Tinggi, Orang Kaya Cari Cuan Lewat Deposito

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Nilai simpanan nasabah tajir tumbuh pesat per November 2022 seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang menyengat suku bunga simpanan di bank.
BACA JUGA: Daftar Bank dengan Bunga Deposito Tinggi
Advertisement
Berdasarkan data Distribusi Simpanan Bank Umum November 2022 dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah simpanan lebih dari Rp5 miliar di bank mencapai Rp4.299 triliun, naik 13,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan simpanan di nasabah tajir itu tergolong pesat dibandingkan tiering nasabah lainnya. Nasabah tingkat simpanan lebih kurang Rp100 juta misalnya hanya tumbuh 3 persen yoy per November 2022.
Kemudian, kategori simpanan pada tiering Rp100 juta–Rp200 juta naik 4,4 persen yoy, kategori simpanan pada tiering Rp200 juta – Rp500 juta naik 4,7 persen, kategori simpanan pada tiering Rp500 juta–Rp1 miliar naik 2,3 persen, kategori simpanan pada tiering Rp1 miliar – Rp2 miliar naik 2 persen, dan kategori simpanan pada tiering Rp2 miliar–Rp5 miliar naik 4,4 persen.
Nasabah tajir juga kini menguasai 53,5 persen dari seluruh simpanan bank umum di Indonesia meskipun dari jumlah rekeningnya hanya mencapai 129.015.
Sementara, kenaikan pesat simpanan nasabah tajir itu terjadi di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi. BI telah menaikan suku bunga acuannya sejak Agustus hingga bulan ini secara beruntun menjadi 5,50 persen.
Kenaikan suku bunga acuan BI ini telah menyengat suku bunga simpanan di bank. LPS melaporkan rata-rata tingkat bunga deposito rupiah atau 22 moving daily average seluruh bank naik 17 basis poin (bps) ke level 3,49 persen pada November 2022.
Suku bunga simpanan valas juga naik signifikan seiring peningkatan suku bunga global. Secara rata-rata, bunga valas naik 24 bps menjadi 1,10 persen.
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mengatakan suku bunga acuan BI memang menjadi faktor yang menarik bagi nasabah untuk menyimpan dana di bank. "Suku bunga seringkali menjadi faktor yang sangat berpengaruh, khususnya untuk nasabah besar atau institusi," katanya kepada Bisnis-Jaringan Harianjogja.com, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, ada faktor yang lain yang memengaruhi nasabah, seperti faktor layanan dan produk. "Ini juga menjadi hal yang harus diperhatikan," kata Efdinal.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa pertumbuhan simpanan nasabah tajir itu menandakan ketertarikan dalam mengamankan uang di deposito seiring dengan tren suku bunga tinggi.
"Orang cenderung menahan investasi dan menyimpan dalam instrumen deposito. Ketertarikan dapat gain dari special interest menjadi pertimbangan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan bahwa peningkatan tabungan nasabah kaya di perbankan mencerminkan ekonomi Indonesia yang sudah mengalami pemulihan. Hal ini didukung oleh meningkatnya harga sejumlah komoditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Harga Pangan Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Cabai Rawit Makin Pedas
- Begini Upaya BEI Jaga Stabilitas Pasar Modal Hadapi Kebijakan Trump
- XLSMART Resmi Berdiri, Kekuatan Baru Masa Depan Digital Indonesia
- Hari Pertama Libur Paskah 2025, 22.176 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
- Kesepakatan Tarif AS dan Indonesia Maksimal 60 Hari, Ini Tawaran Masing-Masing Negara
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
Advertisement