Widya Robotics, Kecanggihan yang Berawal dari Garasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dirintis Alwy Herfian Satriatama sejak masih kuliah, Widya Robotics berkembang menjadi perusahaan yang fokus dalam artificial intelligence, automation, dan robotics. Perusahaan teknologi masa depan ini baru segelintir di Indonesia.
Entah ada rahasia apa dengan garasi. Banyak perusahaan besar yang mulanya berkantor di garasi. Sebut saja Apple, Amazon, Disney, Google, sampai Microsoft. Ada satu lagi perusahaan asal Jogja yang juga bermula dari garasi, Widya Robotics.
Advertisement
Saat masih kuliah semester tiga di UGM, CEO Widya Robotics, Alwy Herfian Satriatama, sudah mulai menerima project dari temannya. Nilai project-nya baru ratusan ribu rupiah.
Klien biasanya ingin mengubah konsep menjadi alat yang konkret. Tugas Alwy lah untuk membuat alat yang biasanya untuk kebutuhan lomba dan lainnya.
Rekam jejak project dari teman ini ternyata menyebar dari mulut ke mulut. Permintaan bantuan datang semakin banyak, dengan skala yang berbeda-beda.
Dari teman kuliah, klien terus berkembang, termasuk dipercaya untuk menggarap project dari departemen bahkan universitas lain.
“Dari project awal sekitar ratusan ribu rupiah, pernah dapet project dari sebuah kampus dengan nilai Rp100 juta,” kata Alwy, saat ditemui di kantor Widya Robotics, Sleman, Jumat (6/1/2023). “Perjalanan project makin banyak, akhinya bikin workshop kecil di garasi rumah milik seorang kolega, starting dari situ,” imbuh dia.
BACA JUGA: HuggieBot 3.0, Robot yang Bisa Dipeluk Jika Merasa Kesepian
Potensi yang bagus membuat Alwy dan tim ingin mengembangkan usaha ini. Pada 2018, embrio Widya Robotics muncul sampai mendapat investor. Perusahaan yang fokus dalam pengembangan artificial intelligence (AI), automation, dan robotics ini sekarang sudah memiliki produk sendiri.
Salah satu yang menjadi unggulan yaitu Load Scanner. Alat ini bisa untuk menghitung berat muatan di kendaraan pengangkut.
Sebelum ada Load Scanner, perhitungan masih manual oleh tenaga manusia. Perhitungan ini berpotensi besar salah, tidak akurat, kurang detail, tidak real time, atau bahkan sengaja dibikin salah.
Sementara jumlah berat material di kendaraan ini yang akan dibayarkan oleh sebuah perusahaan. Load scanner misalnya, bisa digunakan di sebuah proyek infrastruktur untuk menghitung jumlah pasir yang datang. Bisa juga untuk menghitung jumlah panen kelapa di truk di sebuah perusahaan.
“Hal yang seringkali terjadi perhitungannya enggak akurat, pasir yang dibawa setengah bak, tapi dihitungnya satu bak, bisa rugi banyak. Kami pakai teknologi, sebelumnya butuh banyak orang, dengan alat ini hanya butuh satu orang untuk satu alat. Waktunya juga tiga kali lebih cepat dari cara manual,” kata pria lulusan Prodi Elektronika dan Instrumentasi UGM ini.
Widya Robotics menjual dan menyewakan Load Scanner. Untuk tarifnya, satu alat berbiaya Rp30 juta dalam sebulan.
Sementara untuk harga jual satu Load Scanner senilai Rp500 juta. Para pengguna Load Scanner dan alat Widya Robotics lainnya merupakan sektor yang memang menjadi fokus mereka, yaitu bidang konstruksi, pertambangan, dan manufaktur.
Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan pertambangan, sampai pabrik otomotif beberapa contoh kliennya.
Produk Widya Robotics juga dipakai dalam pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan. Mereka juga sempat ekspor alat ini ke Myanmar.
Substitusi Mata
Tidak hanya Load Scanner, Widya Robotics juga bisa membuat alat lain sesuai kebutuhan klien, selama masih terkait dalam keahlian mereka.
“Banyak yang bisa dilakuin, ibaratnya AI seperti panca indra manusia, [pekerjaan] yang sebelumnya butuh dengan mata manusia bisa digantikan dengan AI,” kata Alwy, pria 28 tahun asal Gunungkidul itu.
Sebagai contoh, Widya Robotics mendapat klien perusahaan otomotif yang memerlukan pengecekan kerusakakan seperti mendeteksi crack pada produknya.
Dalam quality control yang umum, ada beberapa orang yang akan memeriksa kerusakan di beberapa bagian produk secara manual. Selain memakan banyak waktu, ada potensi hasil yang tidak akurat juga.
Dengan alat produksi Widya Robotics ini, hanya perlu memotret produk, sudah akan muncul hasil yang detail. Bahkan kerusakan yang sangat kecil juga terdeteksi. Cara kerja semacam ini juga digunakan dalam konteks yang berbeda di setiap perusahaan, sesuai kebutuhan.
Perusahaan-perusahaan yang menjadi klien Widya Robotics saat ini tentu lebih besar daripada saat mereka merintis sewaktu kuliah. Namun, rekam jejak sedari kuliah itu yang bisa membawa perusahaan sampai di titik ini.
“Sepertinya yang membuat percaya klien, terutama saat masih kuliah adalah keberhasilan-keberhasilan ngerjain project sebelumnya. Setelah itu kami dikenal dan direkomendasikan orang lain, juga terkait dengan kualitas hasil pengerjaan. Kedua adalah personality, perlakuan yang baik bisa bikin orang percaya,” katanya.
Dalam perjalanannya, tak semua project selama kuliah juga berjalan mulus. Pernah suatu kali mereka harus nombok lantaran gagal mengerjakan project.
Adapula klien yang kabur setelah project selesai. Tidak jarang pula klien yang hanya membayar sampai uang muka, tidak melanjutkan project-nya. “Saat ngerjain project waktu masih kuliah, persentase gagal dan berhasil 40:60. Masih banyak berhasilnya, walaupun gagalnya juga banyak,” kata Alwy.
Kegagalan itulah yang mungkin membuat Widya Robotics semakin berkembang. Dari yang awalnya berada di garasi, kini mereka memiliki kantor yang layak di pinggir jalan besar. Dari yang sebelumnya satu tim tiga orang, kini sudah memiliki keluarga sebanyak 40 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Pilkada 2024, KPU Kulonprogo Tetapkan 775 Daftar Pemilih Tambahan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
Advertisement
Advertisement