Advertisement
Pemerintah Segera Umumkan Tarif Listrik Terbaru, Bakal Naik?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji sejumlah indikator penyesuaian tarif listrik (tariff adjustment) untuk periode April-Juni pada tahun ini.
Sejumlah indikator makro yang dihitung itu berkaitan dengan kurs, Indonesia Crude Price (ICP), inflasi hingga harga patokan batu bara. Adapun, untuk periode triwulan I/2023, pemerintah menggunakan realisasi Agustus sampai dengan Oktober 2022 lalu.
Advertisement
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan kementeriannya tengah mempelajari posisi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS awal tahun ini. “Ya kursnya sih agak ini [melemah], bisa dilihat kan,” kata Jisman saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Kendati demikian, Jisman mengatakan, kementeriannya belum memutuskan ihwal kebijakan penyesuaian tarif listrik untuk triwulan II/2023. Menurutnya, sejumlah indikator makroekonomi pembentuk tarif setrum masih fluktuatif. “Tunggu saja ya, orang belum ada resminya [pengumuman tarif],” tuturnya.
BACA JUGA: Daftar Tarif Listrik PLN Terbaru di 2023
Pada triwulan sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menahan tarif tenaga listrik untuk 13 pelanggan nonsubsidi mengacu pada parameter makro akhir 2022.
Saat itu, realisasi parameter ekonomi makro rata-rata Agustus sampai dengan Oktober 2022 yaitu kurs sebesar Rp15.079,96 per dolar AS, Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$89,78 per barel, tingkat inflasi sebesar 0,28 persen, dan Harga Patokan Batubara (HPB) sebesar Rp920,41/kg (kebijakan harga DMO Batubara US$70 per ton).
Diberitakan sebelumnya, mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 pada perdagangan hari ini, Selasa (14/3/2023), sementara itu indeks dolar terpantau menguat ke level 103.373.
Pelemahan rupiah terjadi jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu-Kamis, 15-16 Maret 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 atau turun 0,16 persen, sedangkan sejumlah mata uang Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,35%; Dolar Singapura melemah 0,12%; Won Korea melemah 0,27%; dan Peso Filipina melemah 0,20%. Kemudian, pelemahan juga dirasakan oleh Rupee India, Yuan China dan Bath Thailand yang masing-masing turun 0,10%, 0,19% dan 0,30%.
Sementara itu, Dolar Hong Kong, Dolar Taiwan, dan Ringgit Malaysia terpantau menguat, masing-masing sebesar 0,02%, 0,29%, dan 0,28%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Naik Signifikan, Leptospirosis di Bantul Capai 160 Kasus Per Juli 2025
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement