Advertisement
Selama April 2023 Ekspor DIY Anjlok, Pemda Ungkap Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekspor April 2023 sebesar 31,4 juta dolar. Anjlok 24,52% dibandingkan Maret 2023 sebesar 41,6 juta dolar atau month to month (mtm). Secara tahunan atau year on year (yoy) turun 44,33% dari posisi 56,4 juta dolar.
"Aktivitas ekspor di 2023 ini memang lebih lemah dari 2022 dan 2021," ucap Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati beberapa hari lalu.
Ekspor April 31,4 juta dolar berasal dari sektor pertanian 0,2 juta dolar dan industri pengolahan 31,2 juta dolar. Menurutnya secara mtm sektor pertanian mengalami penurunan 24,09% dan industri pengolahan 44,48%.
BACA JUGA: Bukan Batik, Ternyata Furnitur Jadi Produk Ekspor Bantul yang Paling Diminati
"Ekspor DIY pada April 2023 tercatat 99,36% adalah ekspor barang-barang hasil industri pengolahan," lanjutnya.
Sementara pangsa ekspor April 2023 berdasarkan negara tujuan paling tinggi adalah ke Amerika Serikat senilai 12,4 juta dolar dengan andil 39,49%. Disusul Jepang sebesar 2,4 juta dolar dengan andil 7,64%.
"Menurut kawasan paling tinggi Uni Eropa 8,4 juta dolar dan memiliki andil 26,75%. Dan ekspor yang rendahnya ke kawasan Asean 0,7 juta dolar dengan pangsa 2,23%," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan golongan terbesar ekspor April 2023 adalah pakaian jadi bukan rajutan sebesar 11,2 juta dan memiliki andil 35,67%. Kedua barang-barang dari kulit dengan nilai 4,7 juta dolar dan memiliki andil 14,97%.
"Sementara yang paling rendah [dari sepuluh golongan terbesar] adalah minyak atsiri, kosmetik dan wangi-wangian dengan nilai 0,4 juta dolar dengan andil 1.27%."
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut penurunan ekspor tidak hanya terjadi di DIY, tapi terjadi secara nasional. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan penurunan ekspor ini sudah diprediksi sejak tahun lalu.
Penurunan terjadi akibat kondisi perekonomian global yang mengakibatkan penurunan permintaan. Apalagi tujuan ekspor utama DIY adalah Amerika Serikat dan Eropa.
"Seperti diketahui, Eropa sudah resmi mendeclare resesi ekonomi," ucapnya, Sabtu (10/6/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Siap jadi Calon Walikota Depok, Kaesang Pangarep: Dapat Restu dan Izin dari Keluarga
Meski ekspor turun menurutnya Disperindag DIY tidak tinggal diam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencari alternatif negara-negara ekspor yang potensial.
"Melaksanakan misi dagang, pelatihan ekspor dan bisnis matching, kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak Kemendag, Kadin, asosiasi dan lain-lain dalam berperan serta mempromosikan produk-produk DIY ke luar negeri," jelasnya.
Dalam waktu dekat, kata Syam, Disperindag DIY akan bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mempromosikan batik dengan mengundang Dubes-Dubes. "Rencananya akan dilaksanakan pada 23 Juni di Sarinah, Jakarta."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Plengkung Gading Jogja Masih Ditutup untuk Renovasi, Ini Penampakan Terbarunya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement