Advertisement
OJK Bakal Klasifikasi Perusahaan Asuransi Sesuai Modal, Ini Respons AAUI

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Informasi yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan rencana pengklasifikasian perusahaan asuransi berdasarkan modal dinilai masih terbatas.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyehatan dan penguatan industri asuransi. Termasuk, soal rencana klasterisasi, asosiasi akan berperan aktif terhadap diskusi yang ada terkait dengan hal-hal yang menjadi fokus industri saat ini.
Advertisement
BACA JUGA: LPS Memastikan Menjamin Pemegang Polis Asuransi yang Tercatat di Sistem
Sejauh ini, dia menilai informasi mengenai model klasifikasi yang diberikan oleh OJK kepada industri masih terbatas sehingga masih memerlukan diskusi atau kajian lebih lanjut agar dapat diimplementasikan kepada industri.
Bahkan, informasi terkait dengan jenis produk yang diperbolehkan dijual oleh perusahaan berdasarkan permodalan juga masih akan dibahas bersama dengan OJK.
"OJK sendiri masih mengkaji pengaturan tersebut, sehingga diskusi - diskusi lanjutan masih diperlukan antara OJK, asosiasi dan pelaku industri," ujarnya kepada JIBI, Kamis (20/7/2023).
Sejauh ini, apabila nantinya perusahaan asuransi, baik yang baru maupun eksisting tidak mampu masuk ke dalam tier I dan II seperti yang diminta oleh sampai dengan 2026, OJK juga telah memberikan saran untuk melakukan konsolidasi.
Meski demikian, tak hanya soal pengklasifikasian berdasarkan modal yang dibutuhkan oleh industri asuransi saat ini. Hal pertama yang perlu segera dilakukan pembenahan adalah kondisi pasar industri asuransi umum agar lebih kondusif. Dia berpendapat dengan membaiknya kondisi pasar industri, dengan sendirinya industri asuransi umum dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
BACA JUGA: Respons Asosiasi Asuransi Terkait Pembebanan Kerugian Perusahaan Asuransi Mutual
Otomatis, hal ini dapat meningkatkan ekuitas masing-masing perusahaan asuransi. Alhasil, dia mengharapkan adanya dampak positif lainnya yang bisa dirasakan oleh industri seiring dengan membaiknya kondisi pasar.
Hal tersebut yang tentunya bisa menjadi salah satu pendorong industri asuransi dalam bertumbuh secara sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement