Advertisement
TPA Piyungan Ditutup, PHRI Klaim Hotel Kelola Sampah Sendiri

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Penutupan TPA Piyungan selama 1,5 bulan berdampak ke banyak sektor, termasuk perhotelan. Namun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mengklaim hotel sudah mulai melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan, meski belum semua sampah dikelola, namun pengolahan sampah bisa menekan produksi sampah dari hotel.
Advertisement
"Jadi gak seperti seperti dulu, sumbang sih sampah kami cukup besar, sekarang mengelola sendiri jadi semakin kecil dibandingkan tahun-tahun lalu," ucapnya, Selasa (25/7/2023).
Menanggapi penutupan TPA Piyungan selama 1,5 bulan, menurutnya hotel melakukan beberapa langkah. Pertama, membuat kuisioner kepada anggota PHRI bagaimana langkah yang akan dilakukan dalam mengelola sampah.
"Kami nantinya menyampaikan ke pemerintah daerah [Pemda], tapi langkah ke dalam kami juga melakukan pemilahan sampah. Malah justru menghasilkan bagi teman-teman hotel," ucapnya.
Baca juga: Cek Biaya Kuliah Kampus Swasta dan Negeri di Jogja
Hotel juga melakukan kerjasama dengan bank sampah. Menurutnya upaya-upaya menekan produksi sampah juga dikerjasamakan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kerjasama dengan DLH dilakukan dengan pelatihan seperti membuat sampah kompos.
"Retribusi sampah kan terus berjalan, walaupun ada kendala. Kami memohon kepada Pemda bisa cari solusi terbaik, dengan Ngarso Dalem [Gubernur] sediakan lahan di Cangkringan," lanjut dia.
Lebih lanjut dia menyampaikan, penutupan TPA Piyungan selama 1,5 bulan terlalu lama. Diperkirakan hotel hanya bisa bertahan sekitar dua pekan atau lebih tergantung dari banyak sedikitnya tamu yang datang ke hotel.
"Saat ini kami maksimal mungkin dua minggu, tapi kan kami sudah melakukan hal-hal tadi [mengelola sampah]. Sekarang sudah dibina DLH lebih dari empat bulan lalu ada manfaat saat ini," tutur Deddy.
Menurutnya belum ada data pasti berapa ton sampah yang diproduksi hotel setiap bulannya. Tapi hal ini sudah disampaikan kepada hotel-hotel sehingga ada data.
Sebeumnya, Pemda DIY membuat keputusan menutup TPA Piyungan Bantul selama 45 hari atau 1,5 bulan sejak 23 Juli 2023 hingga 5 September 2023 mendatang. Kebijakan yang cukup berisiko bagi keberlangsungan sampah di tiga wilayah ini terpaksa diambil karena TPA Piyungan sudah benar-benar over kapasitas. DIY sebenarnya sempat mencatatkan penurunan volume sampah akan tetapi jumlahnya tidak signifikan dibandingkan peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Sekda DIY Beny Suharsono menjelaskan penutupan sementara TPA Piyungan sejak 23 Juli 2023 hingga 5 September 2023 mendatang dilakukan setelah melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya zona A dan zona B sebagai titik lokasi penampungan sampah di TPA Piyungan tidak memungkinkan untuk menampung sampah lagi. Berbagai Upaya sebenarnya telah dilakukan akan tetapi saat ini sudah mencapai overload.
“Dikarenakan zona A dan zona B sudah tidak mungkin lagi mampu menampung sampah dan sudah over kapasitas,” kata Beny melalui ponselnya Sabtu (22/7/2023) pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Hari Ini, Sedayu dan Kota Jogja Kena Giliran Mati Listrik
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement