Advertisement
Antisipasi Gagal Panen akibat Kekeringan, Petani Didorong Ikut Asuransi
Supri, salah seorang petani di Dusun Gelaran 1, Bejiharjo, Karangmojo sedang memasang jaring di atas lahan pertanian yang dimiliki, Selasa (5/9/2023). - Harian Jogja - David Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mendorong petani untuk ikut asuransi sebagai langkah antisipasi pada potensi gagal panen akibat kekeringan. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto menyampaikan saat ini baru sekitar 10%-20% petani yang ikut asuransi.
Menurutnya dengan ikut asuransi jika terjadi puso atau gagal panen petani bisa mendapatkan kompensasi dari klaim asuransinya. Hanya dengan membayar sekitar Rp34.000 per hektare bisa mendapatkan klaim sekitar Rp6 juta. Namun kesadaran ini belum tinggi.
Advertisement
"Kami belum banyak persentasenya mungkin total yang ada baru 10%-20%, dan kami galakkan terus untuk mereka sadar ikut asuransi," katanya, Senin (11/9/2023).
Di DIY wilayah yang paling sering mengalami kekeringan selama lima tahun terakhir adalah Gunungkidul. Oleh karena itu beberapa langkah antisipatif dilakukan.
Seperti, memetakan daerah-daerah rawan kekeringan dan memantau kondisi iklim harian sesuai informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak panen raya Maret-April dilakukan percepatan tanam terutama di lahan-lahan tadah hujan.
BACA JUGA: 21 Kapanewon Berstatus Awas Kekeringan Meteorologis, Ini Daftarnya
Kemudian menganjurkan petani padi dengan varietas yang toleran kekeringan, berkoordinasi dengan instansi terkait baik Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas PU.
"Mengimbau petani untuk ikut asuransi pertanian AUTP [Asuransi Usaha Tani Padi], mengoptimalkan Brigade Perlindungan Tanaman dan Brigade Alsintan, dan pemantauan intensif terhadap OPT [Organisme Pengganggu Tanaman] dan wilayah-wilayah rawan kekeringan," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan sejauh ini belum ada laporan kekeringan dari Kabupaten. Monitoring ke lokasi-lokasi yang kerap dilanda kekeringan juga telah dilakukan.
"Di lapangan secara umum memang kekeringan, dalam arti kekurangan air itu sudah mulai kelihatan, cuma permasalahanya kami bahkan sampai akhir Oktober masih ada panen di beberapa lokasi yang dimungkinkan. Sehingga kalau ditinjau dari permasalahan kekeringan terkait dengan penyediaan pangan, sampai saat ini masih aman."
Sebelumnya, Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana menyatakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah bersiap dengan menyediakan pompa-pompa air.
Sehingga jika terjadi El Nino dan debit air berkurang, pompa air ini bisa dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan air pertanian. Selain itu, menurutnya Dinas Pertanian juga telah merubah varietas benih padi yang ditanam, agar lebih tahan pada tanah kering.
"Untuk El Nino Dinas Pertanian telah menyediakan cukup pompa-pompa air, sehingga kalau debit air berkurang asal ada airnya di situ bisa dinaikkan. Juga merubah varietas benih padi yang ditanam," katanya.
Meski telah bersiap, pemerintah berharap agar El Nino tidak terjadi. "Ini masih suatu prediksi tapi kami siapkan yang terburuk, tetapi dengan harapan yang terbaik," lanjutnya.
Sedangkan stok beras di Gudang Bulog DIY, menurut dia, masih cukup memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun. Dia optimis pasokan beras akan aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Harga Pangan Nasional di Hari Natal: Cabai hingga Telur
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
Advertisement
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




