Advertisement

Realisasi Impor Gula yang Lambat, Ini Kata ID Food

Dwi Rachmawati
Senin, 23 Oktober 2023 - 23:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Realisasi Impor Gula yang Lambat, Ini Kata ID Food Foto ilustrasi. - JIBI/M. Ferri Setiawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penambahan pasokan gula lambat, padahal penambahan pasokan dibutuhkan karena harga di pasar sudah melewati harga acuan pembelian. 

Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan menyebut nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang anjlok menjadi tantangan dalam importasi. Rupiah yang makin terdepresiasi diperparah dengan lonjakan harga gula di pasar global. "Tahun ini selain kurs juga harga gula dunia menjadi catatan," ujar Frans saat dihubungi, Senin (23/10/2023).

Advertisement

Adapun ID Food masih memiliki sisa kuota penugasan impor gula sebanyak 125.000 ton hingga akhir tahun. Frans mengatakan perizinan impor gula tersebut tengah dalam proses penerbitan di Kementerian Perdagangan. Sebelumnya, Frans berujar realisasi sisa kuota impor gula tahun ini hanya tinggal menunggu izin impor dari Kemendag.

Baca Juga:

Indonesia Impor 125.000 Ton Gula Pasir, Ini Respons Asosiasi Petani Tebu

Dugaan Korupsi Impor Gula Kemendag, Ini Kata Zulhas..

Pejabat 2 Kementerian Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Impor Gula di Kemendag

Adapun berdasarkan data neraca komoditas yang diolah Badan Pangan Nasional (Bapanas), realisasi impor gula untuk konsumsi hingga 20 Oktober 2023 baru sekitar 290.801 ton, sedangkan rencana pengadaan impor Oktober - Desember 2023 sebesar 700.199 ton. “Artinya realisasi impor gula oleh BUMN maupun swasta baru 29,3 persen dari total kuota impor gula konsumsi tahun ini sebanyak 991.000 ton. "Untuk 125.000 ton, persetujuan impor sedang diproses," kata Frans. 

ID Food pun menargetkan gula impor akan tiba di Indonesia pada akhir tahun atau selambat-lambatnya awal 2024. Selain Brasil, Frans mengatakan pihaknya bakal menjajaki impor gula dari India. Meskipun sebelumnya, laporan Reuters menyebut adanya kemungkinan India yang dijuluki sebagai negara Anak Benua itu bakal melarang ekspor gula mulai Oktober 2023. Larangan ekspor gula India itu disebut akibat kurangnya curah hujan yang membuat produksi tebu di negara itu ikut merosot. Dengan risiko itu, India tidak memiliki cukup gula untuk dialokasikan pada kuota ekspor. "Kemungkinan lain bisa dari India. Kita masih eksplor semua kemungkinan, " tutur Frans.

Mengutip data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga gula per hari ini 23 Oktober 2023 pukul 12.40 WIB telah menyentuh level Rp15.640 per kilogram. Lebih tinggi dari harga acuan pembelian/penjualan (HAP) yang ditetapkan dalam Perbadan No. 17/2023 sebesar Rp14.500-Rp15.500 per kilogram. Data Trading Economics pun mencatat harga gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka Amerika Serikat per 20 Oktober 2023 sebesar US$26,85 per pon mengalami kenaikan 46,08% secara year-on-year (yoy). Harga gula mentah tersebut masih mendekati level tertinggi dalam 12 tahun terakhir sebesar US$27,5 per pon. Lonjakan harga gula di pasar global ikut mendorong harga gula di dalam negeri. Oleh karena itu, Frans menyebut perlu ada penyesuaian harga gula di pasaran melalui kebijakan fleksibilitas harga.

"Kita saat ini sedang mengusulkan penyesuaian harga acuan penjualan konsumen," kata Frans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal, Berikut Profilnya

Bantul
| Senin, 06 Mei 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement