Advertisement
PLN Ajak Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim Demi Generasi Mendatang
![PLN Ajak Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim Demi Generasi Mendatang](https://img.harianjogja.com/posts/2023/11/20/1155565/img-20231120-wa0019.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— PT PLN (Persero) menyampaikan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi perubahan iklim dunia. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan setiap ton emisi CO2 yang timbul antara satu tempat dengan tempat lainnya akan menimbulkan dampak kerusakan yang sama.
Oleh karena itu, untuk melawan perubahan iklim tidak bisa hanya satu negara atau institusi saja melainkan seluruh pihak.
Advertisement
"Jadi harus diatasi dan ditangani oleh komunitas global, tidak hanya masyarakat Indonesia saja atau PLN, kita tidak akan mampu menanggung beban ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan berkolaborasi," ucapnya dalam keterangan resminya, Senin (20/11/2023).
Dia menyampaikan upaya memerangi perubahan iklim perlu didasarkan rasa kepedulian untuk generasi mendatang. Bukan hanya berdasarkan perjanjian semata. Menurutnya ada banyak perjanjian lingkungan hidup internasional mulai dari Protokol Kyoto hingga Perjanjian Paris.
"Kami melakukan ini karena kami benar-benar peduli. Kita perlu memastikan bahwa masa depan generasi mendatang harus lebih baik dari masa depan kita," paparnya.
Dalam rangka mendukung komitmen tersebut, menurutnya PLN telah menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batubara sebesar 13 Gigawatt (GW). Menghindarkan Indonesia dari 1,8 miliar ton emisi CO2 dalam kurun 25 tahun.
Serta merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) paling hijau atau green RUPTL dalam sejarah Indonesia guna mencapai target Net Zero Emissions pada 2060.
"Kami sedang dalam proses merancang ulang perencanaan listrik nasional, 75% dari tambahan kapasitas pembangkitan berasal dari energi terbarukan, tidak ada lagi batubara dalam desain dan pengembangan, sisanya 25% berasal dari gas alam yang sebetulnya pengurangan emisinya sudah sampai 60%," jelasnya.
Selain itu, disiapkan juga strategi Acceleration Renewable Energy Development (ARED) untuk mempercepat transisi energi. Mengatasi sejumlah tantangan seperti ketidaksesuaian antara lokasi pembangkit listrik berbasis EBT dengan episentrum kebutuhan listrik.
"Kami menghadapi beberapa tantangan. Ketidaksesuaian antara lokasi pembangkit listrik tenaga air skala besar dengan episentrum permintaan. Jadi, kami merancang dan mengembangkan apa yang kami sebut Accelerated Renewable Energy Development," kata Darmawan.
Melalui ARED potensi intermitensi dari EBT mampu diputus. Bahkan potensi EBT yang ada mampu dimaksimalkan. Dia mencontohkan bauran dari energi angin dan surya tanpa ARED hanya mampu diakses sebesar 5 GW saja, dengan ARED ini mampu ditingkatkan menjadi 28 GW.
Sebab, penambahan pembangkit EBT berbasis surya dan angin yang bersifat intermiten menyebabkan fluktuasi dan berpotensi memberikan tekanan cukup besar pada sistem kelistrikan.
"Kami membangun ARED yang dibekali Smart Grid secara end-to-end dan pembangkitan yang fleksibel. Dengan hadirnya Smart Grid dan Flexible Generation, penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya meningkat hampir enam kali lipat dari 5 GW menjadi 28 GW pada tahun 2040."
Lebih lanjut dia menyampaikan transisi energi juga penting untuk mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional dengan menciptakan lapangan kerja. Transisi energi ini sangat penting kita lakukan dalam menyediakan energi berkelanjutan bagi masyarakat kita.
"Saya ingin menyampaikan bahwa kami berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan dan mendinginkan bumi," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Program 3 Juta Rumah, Menteri BUMN Minta Bank Swasta Buka Program KPR
- Mengenal Fungsi Coretax dan Cara Mengaksesnya
- Makin Tajir, Baru 2 Bulan, Meta Bikin Kekayaan Mark Zuckerberg Bertambah Rp660 Triliun
- Pengecer LPG 3 Kg Jadi Sub-Pangkalan, Ini Komentar Pakar Energi UGM
- Menhub Dudy Upayakan Harga Tiket Pesawat Bisa Turun Lagi Jelang Lebaran 2025
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/12/1203979/img-20250212-wa0031.jpg)
Ramp On Jalan Masuk Tol Jogja-Solo di Trihanggo Mulai Digarap
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203856/innside.jpg)
Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Danone Indonesia dan MPKU PP Muhammadiyah Gelar Edukasi Akbar Sekolah Sehat untuk Tekan Angka Stunting Nasional
- Program 3 Juta Rumah, Menteri BUMN Minta Bank Swasta Buka Program KPR
- OJK: Aset Industri Asuransi Nasional Capai Rp1.133 Triliun
- Lelang SBSN, Pemerintah Raup Rp10 Triliun
- Harga Emas Antam Hari Ini 12 Februari 2025 Turun, Termurah Rp892.000
- BEI Catat Investor Pasar Modal Lampaui 15 Juta SID, Didominasi Investor Lokal
- PLN Rekap Program TJSL 2024: Pemanfaatan 270.000 Paving FABA di Jateng & DIY
Advertisement
Advertisement