OJK dan TPAKD DIY Gelar Rakorda, Bahas Inklusi Keuangan 2024
Advertisement
JOGJA—Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) DIY menggelar rapat koordinasi daerah (Rakorda) bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (27/11/2023). Rakorda ini digelar untuk membahas arah dan sasaran prioritas inklusi keuangan pada 2024.
Direktur Inklusi Keuangan OJK RI, Edwin Nurhadi menuturkan pihaknya punya target untuk meningkatkan presentase literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Termasuk untuk mengurangi gap antara literasi dan inklusi keuangan. Terbaru, tingkat literasi keuangan di Indonesia mencapai 49 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan mencapai 85 persen.
Advertisement
"Target inklusi keuangan Indonesia 2024 mencapai 90 persen," ujarnya saat memberi paparan pada gelaran Rakorda TPAKD di Kantor OJK DIY, Senin (27/11/2023).
Edwin menyebut kondisi literasi keuangan di DIY terbilang baik. Meski tak menyebutkan angka detailnya, tapi dia memastikan persentase literasi keuangan di DIY lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Namun, tingkat inklusi keuangan di DIY justru sebaliknya. Persentasenya di bawah rata-rata nasional.
"Ini berarti literasinya mumpuni, tapi penggunaannya yang belum. Kita melihat PR-nya meningkatkan penggunaan karena literasinya sudah di atas rata2 Nasional Tinggal bagaimana didorong untuk memanfaatkan jasa keuangan yang ada," jelasnya.
Edwin menuturkan, setidaknya ada lima sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan pada 2024 mendatang. Di antaranya adalah kaum perempuan, pelaku UMKM, dan masyarakat perdesaan. Ada juga pelajar dan penyandang disabilitas.
BACA JUGA: Ratusan Pohon Terdampak Tol Jogja-Solo di Sleman Bakal Dilelang
Dia menambahkan, sejauh ini OJK telah menempuh berbagai langkah untuk meningkatkan persentase literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya dengan mewajibkan lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan kegiatan literasi kepada masyarakat. "Semula hanya satu kali, kini menjadi setidaknya dua kali dalam satu semester," katanya.
Kepala OJK DIY, Parjiman menuturkan eksistensi TPAKD perlu didukung dan dipertahankan. Ini lantaran kebutuhan akses keuangan yang terus meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan pengembangan potensi ekonomi di daerah.
"Sehingga bisa merumuskan kebijakan yang selaras dengan tetap mengacu tema pembangunan daerah, yakni Pemertaan Aksesibilitas yang Berkualitas dan Aktivitas Berbasis Sektor Unggulan," ujar Parjiman.
Sekretaris Daerah Provinsi DIY Bennu Suharsono menyebut perlu adanya kerja sama pentahelix dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di DIY.
Mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat. Selain itu, menurutnya langkah sosialisasi menjadi penting dilakukan. Ini untuk memastikan masyarakat mengetahui produk dan jasa dari lembaga keuangan. "Sehingga terhindar dari investasi bodong, pinjaman ilegal, rentenir dan sebagainya," ungkapnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
- UMP 2025 Belum Juga Ditetapkan, Ini Dia Besaran UMP 2024 di Setiap Provinsi
- Tercapai 100%, Pendapatan Negara dari Deviden BUMN Tembus Rp85,5 Triliun Tahun Ini
Advertisement
Advertisement