Ekspor DIY 2023 Turun, Disperindag DIY: Akibat Pengaruh Global
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat neraca perdagangan DIY sepanjang 2023 surplus sebesar US$340 juta. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan meski surplus jika dibandingkan dengan 2022 terjadi penurunan 22,32%.
"Kalau dilihat untuk kinerja komoditas unggulan pada ekspor 2023 DIY tampak lebih rendah dari 2022, artinya memang beberapa komoditas unggulan ekspor luar negeri kita lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya," ucapnya.
Advertisement
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut ekspor DIY 2023 mengalami penurunan dibanding 2022 faktor utamanya adalah pengaruh kondisi global. Diawali perang Rusia - Ukraina sehingga berpengaruh pada kondisi politik dan perekonomian di Amerika Serikat dan sedikit di Eropa.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan ekspor DIY paling banyak adalah ke Amerika Serikat. Kondisi ini berimbas pada anjloknya ekspor DIY yang sebagian besar adalah adalah furniture, kerajinan, arang briket.
"Belum selesai perang Rusia-Ukraina, bertambah perang Hamas -Israel, sehingga berpengaruh juga pada rute yang dilalui untuk ekspor, mengakibatkan harga transportasi laut menjadi mahal dan berimbas para buyer memending pengiriman barang," ucapnya, Kamis (8/2/2024).
BACA JUGA: Mengawal Distribusi Logistik Pemilu di Pedalaman, Polisi Harus Berjalan Kaki
Syam menjelaskan untuk ekspor tekstil masih tergolong cukup baik, meski sedikit turun di 2023. Sebab ada permintaan di luar Amerika Serikat dan Eropa yang cukup tinggi, yaitu ke Jepang.
Ia menjelaskan produk tekstil merupakan hasil produk dari perusahaan kawasan berikat, dimana ada insentif baik dari sisi bea masuk dan pajak, serta aturan importasinya, karena perusahaan kawasan berikat ditujukan untuk ekspor.
"Dengan adanya insentif ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk meningkatkan ekspornya," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Disperindag DIY berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan ekspor terutama meningkatkan pelayanan kepada eksportir dalam penerbitan SKA [surat keterangan asal], pelayanan konsultasi dan pendampingan kepada perusahaan.
"Kemudian promosi berskala ekspor baik secara offline dan online, penyampaian informasi-informasi peraturan perdagangan luar negeri, pelatihan dan pendampingan baik dari hulu ke hilir [industri hingga perdagangan]," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
- Nilai Impor pada Oktober 2024 Capai 21,94 Miliar Dolar AS, Naik 16,54 Persen
Advertisement
Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Life Media Kenalkan Layanan Canggih Hospitality TV untuk Hotel
- BI Janjikan Insentif untuk Perbankan Dukung Program 3 Juta Rumah
- Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia
- Hasil Sidak, 4 SPBU di DIY Ditutup karena Melakukan Kecurangan, Ini Daftarnya
- OJK Awasi Ketat Entitas Pinjol KoinP2P
- Perbanyak Transaksi di GoFood, Menangkan Pengalaman Eksklusif Konser MALIQ & DEssentials
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%
Advertisement
Advertisement