Advertisement
Duh! Indonesia Diperkirakan Defisit Daging Sapi hingga 453.000 Ton Tahun Ini
Sapi./ Ilustrasi freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia diperkirakan mengalami defisit daging sapi hingga 453.000 ton pada tahun ini. Langkah impor sapi bakalan dianggap bisa menjadi solusi.
Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Djoni Liano mengatakan hasil analisis pemerintah pada 2024 mendapati angka konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia sebesar 2,57 kilogram per kapita per tahun. Adapun, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebanyak 2,79 juta jiwa.
Advertisement
Dengan demikian, kebutuhan konsumsi daging sapi nasional tahun ini diproyeksi sebanyak 720.375 ton. Di sisi lain, populasi sapi maupun kerbau di Indonesia masih terbatas, yakni sebanyak 11,3 juta ekor sapi dan 470.900 ekor kerbau.
Menurut Djoni, dari jumlah populasi tersebut dan pertimbangan struktur populasi, maka diperkirakan hanya dapat menghasilkan daging sekitar 281.640 ton.
"Berdasarkan neraca kebutuhan konsumsi daging sapi, maka terjadi defisit sebanyak 453.000 ton atau secara 2,5 juta sapi siap potong," ujar Djoni, Selasa (20/2/2024).
Defisit daging disebut menjadi tanda stok dan pasokan daging sapi dalam kondisi kritis. Oleh karena itu, Djoni menegaskan impor sapi bakalan menjadi langkah tepat menutupi kekurangan stok daging sapi di dalam negeri.
"Jika pemerintah tidak melakukan impor ternak sapi bakalan, maka kami memprediksi dalam waktu empat tahun ke depan populasi ternak sapi dan kerbau akan punah," ucapnya.
Djoni mengatakan, kebijakan pemerintah seyogyanya memberikan porsi lebih besar untuk impor sapi bakalan. Sebab, menurutnya impor sapi bakalan bisa memberikan nilai tambah lebih besar di dalam negeri mengingat adanya proses penggemukan yang dilakukan selama 2-3 bulan.
Adapun seluruh pengusaha sapi potong yang tergabung dalam Gapuspindo, kata Djoni, telah mengantongi persetujuan impor pada 16 Februari 2024.
BACA JUGA: Duh! Anak Sapi Mati Tertabrak Kereta di Dekat Pasar Hewan Prambanan
Para importir tersebut akan memproses impor sapi bakalan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan daging sapi pada Ramadan dan Idulfitri yang diperkirakan meningkat dua kali lipat.
Berdasarkan data prognosa neraca pangan nasional tahun ini yang dihimpun Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 27 Januari 2024, rencana impor daging sapi bakalan dan kerbau pada 2024 mencapai 389.024 ton. Sementara produksi dalam negeri diperkirakan hanya 422.649 ton.
Sebelumnya, Guru Besar IPB University, Hermanto Siregar justru meminta Kementerian Perdagangan tidak terburu-buru dalam menerbitkan izin impor sapi bakalan asal Australia. Menurut Hermanto, Kemendag perlu mengutamakan nasib para peternak sapi lokal.
"Tentu harus dipertimbangkan timing ya. Tidak bisa 400.000 sapi bakalan masuk ke dalam negeri sekaligus, karena akan menyebabkan anjloknya harga daging sapi," ujar Hermanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Kendalikan Harga dan Inflasi, Bulog DIY Salurkan Bantuan Pangan
- Harga Emas Batangan Hari Ini Senin 3 November 2025
- Harga BBM: Bensin Turun dan Solar Naik
- DIY Inflasi 0,42 Persen, Didorong Emas dan Biaya Kuliah
- Penumpang KA Jarak Jauh Daop 6 Naik 4,01 Persen pada Oktober 2025
- Emas, Cabai, dan Beras Jadi Pendorong Utama Inflasi Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




