Pertamax Green 95 Diperluas, Nasib Pertalite di Ujung Tanduk
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memperluas distribusi produk baru BBM Pertamax Green 95. Pertamax Green 95 merupakan campuran Pertamax (RON 92) dengan kandungan 5% etil alkohol (EA) atau etanol.
Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo mengatakan, hingga April 2024, produk BBM yang berbahan baku molases atau tetes tebu telah dijual di 65 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Surabaya, dan Malang.
Advertisement
“Sudah sekitar 65 titik, Jakarta, Surabaya, sampai Malang. [Malang] masih sedikit, tetapi [fokus] masih di Jakarta dan Surabaya,” kata Mars Ega dikutip, Minggu (26/5/2024).
BACA JUGA : Sejumlah SPBU Mulai Berhenti Menjual Pertalite
Perseroan berencana memperluas pasar distribusi Pertamax Green 95 ini ke beberapa wilayah. Ia tak memerinci daerah mana saja yang bakal menjadi pasar distribusi Pertamax Green 95. Namun, salah satu daerah yang diincar adalah wilayah Jawa Tengah.
“Kami akan ekspansi di Surabaya ke arah selatan. Mungkin Jawa Tengah ya [tujuan distribusi Pertamax Green 95],” ujarnya.
Pertamina menargetkan produk komersial Pertamax Green 95, dapat dijual di 100 SPBU. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, target itu dipatok seiring dengan respons masyarakat atas produk bensin berbasis tetes tebu yang terbilang positif.
“Di tahun ini, targetnya 100 SPBU yang menyediakan Pertamax Green 95,” kata Irto saat dihubungi Bisnis, Sabtu (27/4/2024). “Respons masyarakat cukup positif, konsumsinya pun stabil sejak Juli 2023 lalu,” ujarnya.
Pertalite Menghilang
Di tengah upaya untuk memperluas distribusi Pertamax Green 95, Pertamina memastikan perseroan tetap akan menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90) ke tengah masyarakat, sesuai kuota yang telah ditetapkan pemerintah tahun ini.
Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menampik kabar ihwal adanya penarikan penjualan Pertalite di SPBU. “Terkadang SPBU secara komersial ingin menjual Pertamax Green karena permintaanya juga banyak,” kata Ega di di SPBE Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (25/5/2024).
Pertamina tetap menjual Pertalite sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Kuota Pertalite telah ditetapkan pemerintah hingga tingkat kabupaten atau kota. “Secara korporasi kita ingin bermain di segmen tersebut, kita ingin memberikan produk yang lebih baik ya karena lebih ramah lingkungan,” katanya.
Tercatat hingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional adalah sebanyak 9,9 juta kiloliter (kl), dari total kuota pertalite tahun 2024 yang telah ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta kl.
Wacana pembatasan pembelian hingga penghapusan BBM jenis Pertalite telah bergulir sejak tahun lalu. Belakangan pun ramai diberitakan ada SPBU di wilayah DKI Jakarta sudah mulai tak menjual BBM subsidi tersebut. Salah satunya, SPBU Pertamina yang berada di Jalan Raya Pos Pengumben, Jakarta Barat.
BACA JUGA : Pengisian Pertalite di SPBU Jogja Sempat Bermasalah, Ini Penjelasan Pertamina
Berdasarkan penelusuran di lapangan oleh JIBI/Bisnis Indonesia pada Kamis (25/4/2024), SPBU dengan nomor 34.116.08 tersebut nampak sudah menghilangkan BBM jenis Pertalite dari papan harga mereka. Terlihat pada papan informasi harga yang terpampang di depan SPBU, hanya terlihat informasi harga dari BBM non-subsidi atau Pertamax Series, Dexlite, dan Pertamina Dex saja.
Mesin dispenser yang berisi Pertalite juga tak tersedia di SPBU tersebut. Hanya ada dispenser dengan jenis BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, serta produk BBM baru Pertamina, yakni Pertamax Green 95. Bisnis tak berhasil menemui manager SPBU tersebut untuk melakukan konfirmasi. Namun, menurut keterangan salah satu petugas, Pertalite tak lagi dijual di SPBU itu sejak Lebaran 2024 atau sekitar 2 pekan lalu. “Udah dari Lebaran [tidak ada Pertalite],” ujar salah satu petugas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ketimbang Kenaikan PPN, Ekonom Sarankan Pemerintah Bidik Kalangan Super Rich
- Mengenal Galeri 24, Anak Perusahaan Pegadaian untuk Investasi Emas
- Harga MinyaKita Melambung hingga Rp18.000, Kemendag Segera Panggil Distributor
- GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau
- Menko Bidang Pangan Sebut Ada Rencana Setop Impor Beras Tahun Depan
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
Advertisement
Advertisement