Advertisement
Asmindo DIY Sebut Ada Lonjakan Permintaan Ekspor Mebel, Terbanyak ke Eropa dan Timur Tengah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY menyebut terjadi lonjakan permintaan sekitar 10% dibandingkan 2023 lalu. Ketua Asmindo DIY, Sapto Daryono mengatakan kondisi geopolitik global belum signifikan pengaruhnya.
Dia mengatakan Asmindo sendiri konsen pada pasar ekspor. Di mana negara tujuan ekspor paling tinggi saat ini adalah Eropa, disusul Timur Tengah. Produk yang banyak diekspor adalah mebel interior seperti meja living room, meja ruang tamu, meja dekorasi, dan lainnya.
Advertisement
"Mulai Maret sampai saat ini sudah ada kenaikan ya 10%," ucapnya, Selasa (25/6/2024).
Meski rata-rata mengalami kenaikan, menurutnya ada juga anggota Aspindo DIY yang permintaannya justru turun. Dia belum bisa memprediksi apakah kondisi akan membaik di semester kedua tahun ini. Sebab konflik bersenjata belum usai.
Sapto mencontohkan konflik antara Israel dan Palestina menyebabkan akses di Terusan Suez terganggu sehingga harus berputar meski saat ini sudah dibuka lagi. Jika konflik memanas dan ditutup lagi maka biaya pengiriman akan semakin tinggi.
Lebih lanjut dia mengatakan geopolitik global masih akan diwaspadai. Meski ada beberapa buyer yang memprediksi di 2025 konflik akan mereda.
"Semoga saja benar ya apa yang disampaikan buyer," harapnya.
BACA JUGA: Asmindo Bidik Jadi Penyuplai Produk Kerajinan dan Furniture di IKN
Meski ada kenaikan permintaan Asmindo DIY mengeluhkan pembayaran buyer yang ini temponya menjadi lebih panjang sampai tiga bulan. Ada barang yang sudah sampai sana dan baru dilunasi. Jangka waktu pelunasan yang lebih lama ini berdampak pada perputaran produksi.
Tenggat melunasi pembayaran yang lebih lama ini menurutnya sudah tertuang di dalam perjanjian awal. Akhirnya pengusaha mau tidak mau menerima saja, sebab jika tidak maka pesanan akan turun.
"Membuat kami susah, perputaran uangnya. Kami kesulitan," keluhnya.
Terkait pembayaran menurutnya masih lebih baik tahun lalu, sebab sebelum barang dikirim sudah ada uang muka, saat kontainer berangkat sudah dilakukan pelunasan. Kini semua buyer minta pembayaran di belakang.
Menyiasati kondisi ini beberapa pengusaha menjalin kerjasama dengan Bank Exim. Bisa mencairkan dana dulu nanti dilunasi saat pembayaran masuk. Ini menjadi salah satu jalan menyiasati arus kas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Polda DIY Naikkan Status Kasus Dugaan Mafia Tanah Yang Menimpa Mbah Tupon ke Tahap Penyidikan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement