Advertisement

Satgas Impor Ilegal Diminta Konsisten, Disperindag DIY: Khususnya Tekstil

Anisatul Umah
Senin, 12 Agustus 2024 - 16:07 WIB
Maya Herawati
Satgas Impor Ilegal Diminta Konsisten, Disperindag DIY: Khususnya Tekstil Foto ilustrasi karyawan industri tekstil / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY berharap Satuan Tugas (Satgas) impor ilegal yang sudah digencarkan bisa berjalan konsisten.

Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan beberapa kebijakan yang dibuat diharapkan bisa menekan impor.

Advertisement

Menurutnya saat ini juga sedang dilakukan proses investigasi terkait dengan dumping. Ada produk tertentu dari negara tertentu masuk ke Indonesia dengan harga lebih murah dari negara asal.

Syam menyebut ini masih kecurigaan dan rencana akan segera digelar seminar nasional terkait dengan dumping dan pengawasan perdagangan.

"Menteri perdagangan mulai cut beberapa impor ilegal, baju-baju bekas ilegal, elektronik dan segala macam," ucapnya, Senin (12/8//2024).

Syam mengatakan keberadaan Satgas impor ilegal bisa menjadi shock terapi secara psikologis. Ia menyebut cukup sulit mencari pelaku dari impor ilegal ini.

Misalnya baju bekas yang banyak dijual di DIY, saat ditemukan dan ditelusuri tidak mudah mendapatkan importirnya.

Sebab, kata Syam, mereka menghilangkan identitasnya dan kontaknya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Ini berdasarkan beberapa pengalaman yang sudah terjadi.

BACA JUGA: Puluhan Jaksa di KPK Ditarik Kembali ke Kejaksaan, Ada Ali Fikri hingga Ahmad Burhanuddin

"Harapannya dengan Satgas ini akan terus gencar, dan akan menekan angka impor, khususnya tekstil yang baru terpukul," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timotius Apriyanto mengatakan banjirnya barang impor ini menandakan tidak adanya penegakan hukum dan harmonisasi regulasi. Sehingga merugikan Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya  industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.

Ia berpandangan mestinya yang diberi karpet merah bukan importir, namun IKM dan industri nasional yang berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Menurutnya dengan adanya Satgas ini kemungkinan bisa mengatasi, namun tidak cukup. "Mestinya solusinya komprehensif bagaimana Permendag 36/2023 diharmonisasi," ungkapnya.

Menurutnya di China terjadi kelebihan produksi, sehingga melakukan ekspansi pasar. Salah satunya ke Indonesia karena populasinya banyak, didukung perekonomian yang bagus. Dia menyayangkan oknum yang bermain dengan impor ilegal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tak Sekadar Komoditas Perdagangan, Anggrek Ternyata Bisa Jadi Karya Seni Hidup

Jogja
| Selasa, 17 September 2024, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement