Advertisement

Promo November

Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%

Anisatul Umah
Kamis, 21 November 2024 - 17:57 WIB
Arief Junianto
Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6% Ilustrasi pertumbuhan ekonomi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo mendukung keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19-20 November 2024.  

Dia mengatakan belakangan ini inflasi relatif tidak terlalu bergejolak pada batas interval 2,5% plus minus 1%. Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu fluktuatif, meski masih tinggi tapi ada di interval yang ajeg.

Advertisement

Kemudian untuk faktor eksternal variabel suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) juga relatif tidak banyak berubah. Dia menyebut faktor internal dan eksternal ini menjadi pertimbangan rasional keputusan BI menahan suku bunga. "Saya pribadi sependapat, setuju dengan keputusan Gubernur BI," ucapnya, Kamis (21/11/2024).

Dia menjelaskan dampak ke perekonomian dalam sebulan ke depan tidak akan beda jauh dengan sebulan terakhir. Akan tetapi ada yang sedikit berbeda pada Desember karena ada momen pada momen Natal dan Tahun Baru, sehingga ada kemungkinan inflasi bisa sedikit meningkat.

BACA JUGA: Resmi! BI Rate Tetap Dipertahankan 6%

Potensi peningkatan inflasi didorong berbagai macam kegiatan dari sektor kepariwisataan. Seperti kenaikan harga tiket kereta api, tiket pesawat, hotel, hingga kemungkinan kenaikan harga pangan. "Tapi kenaikannya masih di dalam batas inflasi," lanjutnya.

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5%  plus minus 1% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurutnya, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di AS.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar Rupiah dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lanjutan. "Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim

Sleman
| Kamis, 21 November 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement