Advertisement
Siap-Siap, Pemerintah Bakal Melarang Penjualan Mobil BBM Baru
Pabrik mobil / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan aturan pelarangan mobil berbahan bakar minyak (BBM). Aturannya kini sedang digodok Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Selain menggodok aturan, Kemenko Marves juga akan mengatur peta jalan sektor otomotif nasional. Salah satu rencana kebijakannya yaitu melarang penjualan baru kendaraan yang menggunakan BBM atau internal combustion engine (ICE). Hal itu untuk mendorong adopsi kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Advertisement
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, sejauh ini mekanisme kebijakan pelarangan mobil baru berbasis BBM tersebut sedang dirumuskan.
"Konteksnya seperti ini, karena Indonesia itu punya target net zero emission di 2060 atau lebih cepat, berarti suatu ketika kita harus mulai setop penjualan kendaraan beremisi. Biasanya itu 15 tahun sebelum target net zero," ujar Rachmat, kepada Bisnis.com jaringan Harianjogja.com.
Artinya, dia menegaskan di Indonesia paling lambat pada 2045 semua kendaraan baru harus zero emission vehicle alias bebas emisi.
Sejauh ini, rancangan strategi dan roadmap sektor otomotif nasional itu telah dibahas oleh lintas kementerian dan lembaga terkait, di antaranya Kemenko Marves, Kemenko Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, hingga Kementerian PPN/Bappenas.
BACA JUGA: Dampak Gempa Jogja, Seorang Warga Pingsan dan 4 Rumah di Kulonprogo Rusak
Toyota Bersiap
Di lain sisi, produsen mobil dengan pangsa pasar terbesar saat ini, PT Toyota Astra Motor (TAM) sudah menggelontorkan investasi jumbo di segmen ICE.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, meski wacana ini juga muncul di berbagai negara, dia mengakui bahwa Indonesia masih membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) secara signifikan.
"Kalau kami lihat sekarang di 2024 hingga Juli kemarin total penetrasi kendaraan elektrifikasi baik HEV, PHEV, dan BEV ada di level kurang lebih 12%. Masih sangat panjang ya perjalanannya untuk sampai ke level komposisi yang lebih signifikan," ujar Anton, Selasa.
Lebih lanjut, dia mengatakan, strategi Toyota saat ini masih konsisten menggunakan multi-pathway strategy untuk mencapai netralitas karbon, agar lebih banyak pihak yang bisa ikut berkontribusi melalui caranya masing-masing.
Sebab, menurutnya, kebutuhan mobilitas konsumen sangat beragam dan sulit untuk dipenuhi jika hanya mengandalkan satu atau dua teknologi tertentu saja.
"Jadi perlu kami pelajari kombinasi HEV, PHEV, BEV, flexy fuel, dan hidrogen. Khususnya segmen entry atau low dan commercial vehicle, perlu studi lebih mendalam," katanya.
Secara global, sejatinya prinsipal Toyota asal Jepang telah menetapkan target net zero emission pada 2050. Namun, sejauh ini di Indonesia, Toyota Astra Motor telah menggelontorkan investasi jumbo di segmen ICE.
"Untuk value chain sendiri memang kami investasi besar di ICE karena ini sudah berjalan lama ya hingga 50 tahun lebih, tetapi karena sekarang arahnya ke elektrifikasi juga pelan-pelan kami bergerak ke arah sana," jelas Anton.
Alhasil, seiring berjalannya waktu, menurutnya tidak hanya pasarnya saja yang beralih, tetapi juga produsen serta ekosistem rantai pasoknya. Kendati demikian, lanjutnya, tentu hal ini membutuhkan waktu karena skalanya cukup besar, terlebih industri otomotif juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hungaria Catat Rekor Redenominasi Terbesar, Hapus 29 Nol Sekaligus
- Tiket Nataru 2025 KAI Jogja Sudah Bisa Dipesan Mulai 3 November
- Pasar Properti DIY Dibidik Tumbuh Menjelang Akhir Tahun
- Layani UMKM, BTN Ekspansi Kredit Perumahan di DIY
- Pakar: Banyak Tol Sepi karena Tarif Mahal dan Salah Perencanaan
Advertisement
Pemda DIY Kembangkan Digitalisasi Pertanian, Ini Langkahnya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY ke AS Tumbuh 6,77 Persen Meski Tarif Trump Berlaku
- Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp2,367 Juta per Gram
- Harga Cabai Rawit Rp38.900, Telur Ayam Rp31.450 per Kg
- Cara Cek dan Daftar Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan November
- Hungaria Catat Rekor Redenominasi Terbesar, Hapus 29 Nol Sekaligus
- Akhir Tahun Jadi Pendorong, Ekonomi DIY Diprediksi Naik 5,6 Persen
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik Lagi
Advertisement
Advertisement




