Advertisement

Beras Jadi Komoditas Utama Penyumbang Inflasi, BI DIY Sebut Pasokannya Berkurang

Anisatul Umah
Rabu, 04 September 2024 - 13:07 WIB
Sunartono
Beras Jadi Komoditas Utama Penyumbang Inflasi, BI DIY Sebut Pasokannya Berkurang Inflasi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— DIY mengalami inflasi pada Agustus 2024 sebesar 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY menyebut berdasarkan komoditas inflasi Agustus 2024 utamanya dipicu oleh beras, bensin, emas perhiasan, dan cabai rawit.

Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim mengatakan tingginya harga beras salah satunya disebabkan oleh berakhirnya musim panen raya di daerah produsen. "Sehingga pasokannya berkurang," ucapnya dalam keterangan resminya, dikutip, Rabu (4/9/2024).

Advertisement

Dia menjelaskan untuk komoditas bensin terjadi penyesuaian harga seluruh jenis BBM non-subsidi per Agustus. Sehingga turut memicu tekanan yang berasal dari komoditas bensin.

BACA JUGA : BPS Catat Ada Kenaikan Inflasi di Kota Jogja Imbas Naiknya Harga BBM

Sementara kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tingginya harga emas dunia, seiring berlanjutnya ketegangan geopolitik global. Lalu untuk komoditas cabai rawit pasokannya terbatas dari wilayah pemasok utama ke DIY, sehingga turut menekan kenaikan harga.

"Inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang disumbang komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras," kata Ibrahim.

Lebih lanjut dia menjelaskan penurunan harga bawang merah didorong oleh rendahnya permintaan di tengah ketersediaan pasokan yang melimpah pasca panen raya, serta hadirnya pasokan bawang merah dari wilayah Bima dan Brebes.

Kemudian melandainya harga daging ayam ras didukung pasokan yang terjaga dan permintaan yang stabil. Adapun, kondisi overstock telur ayam ras di tingkat peternak menyebabkan telur ayam ras dijual dengan harga lebih rendah kepada pedagang untuk mengurangi risiko kerusakan komoditas telur.

"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY tetap terjaga pada kisaran targetnya," ungkapnya.

Ibrahim mengatakan beberapa upaya pengendalian harga telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY bersama stakeholder di daerah hingga Agustus 2024. Diantaranya intensifikasi pelaksanaan operasi pasar atau pasar murah sebanyak 167 kali di DIY.  

Optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli. Dilengkapi dengan kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta peluncuran Warung MRANTASI (Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi) dalam mendukung program MRANTASI yang telah diluncurkan pada Mei 2024.

Selain itu, kata Ibrahim, penguatan sinergi dan kolaborasi terus ditingkatkan melalui keterlibatan aktif TPID DIY dalam Rapat Koordinasi TPIP-TPID dan GNPIP Jawa pada 13 Agustus 2024, Rakorpusda Pengendalian Inflasi pada 28 Agustus 2024, dan Capacity Building anggota TPID DIY bersama TPID NTB.

"Wujud komitmen BI, pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5 plus minus 1%." katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tenggelam Dalam Lautan Buku, Ini Rekomendasi Perpustakaan di Jogja

Jogja
| Minggu, 15 September 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement