Advertisement
Beras Jadi Komoditas Utama Penyumbang Inflasi, BI DIY Sebut Pasokannya Berkurang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— DIY mengalami inflasi pada Agustus 2024 sebesar 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY menyebut berdasarkan komoditas inflasi Agustus 2024 utamanya dipicu oleh beras, bensin, emas perhiasan, dan cabai rawit.
Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim mengatakan tingginya harga beras salah satunya disebabkan oleh berakhirnya musim panen raya di daerah produsen. "Sehingga pasokannya berkurang," ucapnya dalam keterangan resminya, dikutip, Rabu (4/9/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan untuk komoditas bensin terjadi penyesuaian harga seluruh jenis BBM non-subsidi per Agustus. Sehingga turut memicu tekanan yang berasal dari komoditas bensin.
BACA JUGA : BPS Catat Ada Kenaikan Inflasi di Kota Jogja Imbas Naiknya Harga BBM
Sementara kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tingginya harga emas dunia, seiring berlanjutnya ketegangan geopolitik global. Lalu untuk komoditas cabai rawit pasokannya terbatas dari wilayah pemasok utama ke DIY, sehingga turut menekan kenaikan harga.
"Inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang disumbang komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras," kata Ibrahim.
Lebih lanjut dia menjelaskan penurunan harga bawang merah didorong oleh rendahnya permintaan di tengah ketersediaan pasokan yang melimpah pasca panen raya, serta hadirnya pasokan bawang merah dari wilayah Bima dan Brebes.
Kemudian melandainya harga daging ayam ras didukung pasokan yang terjaga dan permintaan yang stabil. Adapun, kondisi overstock telur ayam ras di tingkat peternak menyebabkan telur ayam ras dijual dengan harga lebih rendah kepada pedagang untuk mengurangi risiko kerusakan komoditas telur.
"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY tetap terjaga pada kisaran targetnya," ungkapnya.
Ibrahim mengatakan beberapa upaya pengendalian harga telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY bersama stakeholder di daerah hingga Agustus 2024. Diantaranya intensifikasi pelaksanaan operasi pasar atau pasar murah sebanyak 167 kali di DIY.
Optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli. Dilengkapi dengan kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta peluncuran Warung MRANTASI (Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi) dalam mendukung program MRANTASI yang telah diluncurkan pada Mei 2024.
Selain itu, kata Ibrahim, penguatan sinergi dan kolaborasi terus ditingkatkan melalui keterlibatan aktif TPID DIY dalam Rapat Koordinasi TPIP-TPID dan GNPIP Jawa pada 13 Agustus 2024, Rakorpusda Pengendalian Inflasi pada 28 Agustus 2024, dan Capacity Building anggota TPID DIY bersama TPID NTB.
"Wujud komitmen BI, pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5 plus minus 1%." katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pedagang Teras Malioboro 2 Beskalan Mulai Mengecek Lapak, Belum Ada Aktivitas Pindahan
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Yamaha LEXi LX 155 Lebih Menggoda, Ini Perbedaan dengan LEXi Lama
- Mulai Hari Ini Pertamina Memproduksi Solar Campur Minyak Sawit
- Bulog DIY Siap Serap Gabah Petani dengan Harga Rp6.500-8.200
- Cek Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, & BP AKR per 15 Januari 2025
- Yamalube TURBO Matic Resmi Meluncur, Berspesifikasi Tinggi untuk Proteksi dan Performa Mesin Lebih Maksimal
- Rayakan Year of The Snake di GAIA Semeja Asian Kitchen
- Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta: Year of The Snake Chinese New Year Dinner
Advertisement
Advertisement