Advertisement

Promo November

Masuk Tiga Besar Komoditas Ekspor, Ini Bentuk Kerajinan Kertas dari DIY

Anisatul Umah
Senin, 07 Oktober 2024 - 13:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Masuk Tiga Besar Komoditas Ekspor, Ini Bentuk Kerajinan Kertas dari DIY Tulakir (kiri) saat melakukan kegiatan pewarnaan terhadap kerajinan tangan yang dibuatnya di rumahnya yang berada di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Kamis (2/4/2020). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Kertas/karton masuk dalam tiga besar komoditas ekspor dari DIY pada Agustus 2024 dengan nilai 6,84 juta dolar AS dengan andil 14,65%. Naik dari Juli 2024 yang berada di peringkat lima komoditas ekspor dengan nilai 3,25 juta dolar dengan andil 6,78%.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut ekspor kertas yang dimaksud bukan dalam bentuk kertas seperti kertas HVS, namun dalam bentuk kerajinan. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag DIY, Theresia Sumartini mengatakan beberapa kerajinan kertas dari DIY seperti sampul kertas kado, tas kertas, box kertas, dan lainnya.

BACA JUGA: Kran Ekspor Kratom Semakin Terbuka

Menurutnya ada juga perusahaan yang membuat barang-barang dari kertas, seperti untuk topi yang biasa dipakai di tempat makan cepat saji, hingga apron kertas. Ia menduga peningkatan ini karena permintaan sedang melonjak.

"Jadi kerajinan kertas ya, bukan ekspor kertas gitu. Terus ada juga perusahaan yang membuat bahan-bahan dari kertas," ucapnya, Senin (7/10/2024).

Ia menyebut peningkatan ini bukan siklus tahunan, namun karena memang kebetulan sedang meningkat. Theresia mengatakan terkait ekspor DIY memang konsen pada kerajinan-kerajinan.

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi geopolitik global sangat berdampak pada ekspor DIY. Ongkos kirim menjadi lebih mahal, sehingga pembeli akan berpikir dua kali.

Dia menjelaskan kontainer untuk pengiriman ekspor tersedia, akan tetapi jika ekspor ke Eropa harus berjalan memutar. "Lewat Terusan Suez Laut Merah nah sekarang udah gak bisa harus muter, harganya jadi lebih mahal," jelasnya.

Sementara untuk harga produk dari DIY sendiri tidak mengalami lonjakan. Produk jadi lebih mahal karena biaya pengiriman.

Sebelumnya, Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan negara pangsa ekspor DIY pada Agustus 2024 pertama adalah AS nilainya 21,09 juta dolar AS dengan andil 45,12%, Australia nilainya 4,36 juta dolar AS andil 9,33%, Jerman nilainya 3,33 juta dolar AS andil 7,12%. Disusul Jepang dan lainnya dengan nilai di bawah 3 juta dolar AS dan andil di bawah 6%.

Kemudian komoditas ekspor DIY berdasarkan golongan barang tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan nilainya 15,16 juta dolar AS dengan andil 32,46%, kertas/karton nilainya 6,84 juta dolar AS andil 14,65%. Lalu perabot penerangan rumah nilainya 5,17 juta dolar AS dengan andil 11,07%.

"Untuk golongan yang lain seperti barang-barang rajutan dan lainnya nilainya di bawah 6 juta dolar AS, andil di bawah 12%," jelasnya. 

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 08:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement