Advertisement
Masuk Tiga Besar Komoditas Ekspor, Ini Bentuk Kerajinan Kertas dari DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Kertas/karton masuk dalam tiga besar komoditas ekspor dari DIY pada Agustus 2024 dengan nilai 6,84 juta dolar AS dengan andil 14,65%. Naik dari Juli 2024 yang berada di peringkat lima komoditas ekspor dengan nilai 3,25 juta dolar dengan andil 6,78%.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut ekspor kertas yang dimaksud bukan dalam bentuk kertas seperti kertas HVS, namun dalam bentuk kerajinan. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag DIY, Theresia Sumartini mengatakan beberapa kerajinan kertas dari DIY seperti sampul kertas kado, tas kertas, box kertas, dan lainnya.
BACA JUGA: Kran Ekspor Kratom Semakin Terbuka
Menurutnya ada juga perusahaan yang membuat barang-barang dari kertas, seperti untuk topi yang biasa dipakai di tempat makan cepat saji, hingga apron kertas. Ia menduga peningkatan ini karena permintaan sedang melonjak.
"Jadi kerajinan kertas ya, bukan ekspor kertas gitu. Terus ada juga perusahaan yang membuat bahan-bahan dari kertas," ucapnya, Senin (7/10/2024).
Ia menyebut peningkatan ini bukan siklus tahunan, namun karena memang kebetulan sedang meningkat. Theresia mengatakan terkait ekspor DIY memang konsen pada kerajinan-kerajinan.
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi geopolitik global sangat berdampak pada ekspor DIY. Ongkos kirim menjadi lebih mahal, sehingga pembeli akan berpikir dua kali.
Dia menjelaskan kontainer untuk pengiriman ekspor tersedia, akan tetapi jika ekspor ke Eropa harus berjalan memutar. "Lewat Terusan Suez Laut Merah nah sekarang udah gak bisa harus muter, harganya jadi lebih mahal," jelasnya.
Sementara untuk harga produk dari DIY sendiri tidak mengalami lonjakan. Produk jadi lebih mahal karena biaya pengiriman.
Sebelumnya, Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan negara pangsa ekspor DIY pada Agustus 2024 pertama adalah AS nilainya 21,09 juta dolar AS dengan andil 45,12%, Australia nilainya 4,36 juta dolar AS andil 9,33%, Jerman nilainya 3,33 juta dolar AS andil 7,12%. Disusul Jepang dan lainnya dengan nilai di bawah 3 juta dolar AS dan andil di bawah 6%.
Kemudian komoditas ekspor DIY berdasarkan golongan barang tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan nilainya 15,16 juta dolar AS dengan andil 32,46%, kertas/karton nilainya 6,84 juta dolar AS andil 14,65%. Lalu perabot penerangan rumah nilainya 5,17 juta dolar AS dengan andil 11,07%.
"Untuk golongan yang lain seperti barang-barang rajutan dan lainnya nilainya di bawah 6 juta dolar AS, andil di bawah 12%," jelasnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement