Advertisement
Dorong Sektor Pariwisata, Rute Penerbangan Internasional Bandara YIA Diminta Ditambah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah diminta menambah rute penerbangan internasional di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) guna mendongkrak sektor pariwisata.
 Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, mengatakan, aksesibilitas penerbangan internasional menjadi kunci utama menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, utamanya dari negara-negara Asia ke DIY.
Advertisement
"Akses penerbangan ke luar negeri, juga dari luar negeri ke Indonesia, terutama di DIY harus didorong betul," ujarnya, Sabtu (4/1/2025).
Saat ini, kata dia, YIA baru melayani penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia, sehingga perlu ada rute baru untuk meningkatkan daya saing pariwisata DIY di kancah internasional.
"Paling tidak, tambahkan satu rute penerbangan dari Thailand ke Yogyakarta. Dengan menambah akses dari Thailand, dampaknya akan sangat besar," ujar dia.
Menurut dia, keberadaan Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah dan DIY memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan asal Thailand, khususnya umat Buddha.
"Jawa Tengah-DIY punya Borobudur yang kultur dan budayanya kan sama dengan wisatawan Thailand. Itu kan tanah suci-nya orang Buddha," ujar dia.
Deddy optimistis peningkatan aksesibilitas udara di YIA bakal efektif mendukung target pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata.
BACA JUGA: Leonardo DiCaprio Dikabarkan Bakal Tampil di Squid Game 3, Ini Kata Netflix
"Mohon sektor pariwisata ini lebih diperhatikan karena dampak multipilier efeknya itu cukup luas, bagi UMKM, kemudian tenaga kerja, dan juga sektor-sektor lain seperti transportasi," kata dia.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardiyanto memiliki harapan yang sama terkait penambahan penerbangan internasional di YIA.
Menurut dia, YIA sangat siap melayani lebih banyak penerbangan internasional karena dari aspek kapasitas bandara masih sangat memadai.
"Kalau kami lihat dengan kapasitas eksisting sekarang belum sampai 50 persen itu 'traffic'-nya baik untuk penerbangan domestik maupun mancanegara," ujar Bobby.
Saat ini, wisman di DIY masih didominasi oleh wisatawan asal Singapura dan Malaysia, karena baru dua negara tersebut yang memiliki penerbangan langsung ke YIA.
Sementara wisatawan dari Eropa, Timur Tengah, dan negara lain umumnya tiba melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta atau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogja.
Dia mengakui, saat ini rata-rata lama tinggal wisman di DIY hanya dua hari. "Dengan penambahan penerbangan langsung, kami yakin bisa meningkat menjadi lima hari empat malam. Sebagai perbandingan, di Bali lama tinggal wisman sudah mencapai tujuh hari enam malam," ujar Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Belum Ada Aktivitas di Relokasi Teras Malioboro 2, Pedagang Masih Berdagang di Tempat Lama
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Dunia Diprediksi Kembali Anjlok Pekan Depan
- 10.000 Karyawan Sritex Bakal Demo di Jakarta, Ini Tuntutannya
- Update Harga Pangan Senin 6 Januari 2025
- Harga Emas Antam Awal Pekan Ini 6 Januari 2024 Stagnan, Termurah Rp843.000
- Harga Bawang Putih Melonjak, Kemendag Diminta Turun Tangan
- Prediksi Tren Pariwisata DIY di 2025, Pengalaman Budaya hingga Wellness Tourism Bakal Disukai Wisatawan
- Sri Mulyani Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2024 Hanya 5 Persen
Advertisement
Advertisement