Advertisement
Disperindag DIY Sebut Gagal Panen Jadi Penyebab Harga Cabai Melonjak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati mengatakan tingginya harga pangan, terutama komoditas cabai rawit di DIY disebabkan karena terbatasnya pasokan.
Menurutnya pasokan cabai terbatas akibat serangan hama pada tanaman cabai dan juga musim hujan yang ekstrim. Kondisi ini menyebabkan petani cabai gagal panen. Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga menjadi faktor lain yang menjadikan pasokan semakin terbatas.
"Petani gagal panen, dan faktor dari libur panjang Nataru," ucapnya, Jumat (10/1/2025).
BACA JUGA: FAO Sebut Harga Pangan Dunia Turun 2,1 Persen pada 2024
Yuna mengatakan Disperindag DIY melakukan berbagai upaya untuk menjaga harga cabai terkendali. Seperti memantau perkembangan harga secara rutin, serta terus berkomunikasi dengan kabupaten dan kota khususnya pasar pantauan provinsi DIY. Masyarakat juga didorong untuk melakukan belanja bijak.
"Mulai minggu kedua dan seterusnya harga sudah mulai menurun," lanjutnya.
Berdasarkan data dari pusat informasi harga bahan pokok Kabupaten Sleman Jumat 10 Januari 2025 harga cabai rawit merah Rp92.714 per kg dan harga cabai rawit hijau Rp69.286 per kg.
Sementara harga kebutuhan pokok yang lain seperti beras medium Rp13.671 per kg, beras premium Rp15.214 per kg, dan beras Bulog Penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp12.680 per kg.
Bawang putih honan Rp39.429 per kg, bawang putih kating Rp44.286 per kg, bawang merah Rp43.286 per kg. Telur ayam ras Rp28.714 per kg dan telur ayam kampung Rp55.143 per kg.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perahu Nelayan di Kulonprogo Terbalik, 2 Nelayan Selamat
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- NATO Diingatkan Trump untuk Berhenti Beli Minyak Rusi
- Insentif TKDN 25 Persen, Peluang Baru untuk Industri Ponsel Lokal
- BEI DIY Optimistis Bisa Menambah 50.000 Investor di 2025
- Pakar UGM: Kesinambungan Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Stabilitas Pasar
- 5 Bank Disuntik Rp200 Triliun, Begini Penjelasan Indef
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
Advertisement
Advertisement