Advertisement

Ekonomi DIY 2024 Tumbuh 5,03 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa

Anisatul Umah
Rabu, 05 Februari 2025 - 19:07 WIB
Maya Herawati
Ekonomi DIY 2024 Tumbuh 5,03 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekonomi DIY pada 2024 tumbuh 5,03% (ctc). Apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,07% terjadi sedikit perlambatan.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau kinerja ekonomi sepanjang 2024 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp193,51 triliun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2024 tercatat Rp124,59 triliun.

Advertisement

"Besaran ini ketika dibandingkan dengan kinerja ekonomi 2023, maka pertumbuhan ctc untuk DIY mencapai 5,03 persen," tuturnya saat menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi di kantornya, Rabu (5/2/2025).

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB pada triwulan IV 2024 ADHB tercatat Rp49,75 triliun, ADHK Rp31,94 triliun. Berdasarkan angka ini jika dibandingkan dengan triwulan IV 2023 terjadi pertumbuhan ekonomi 5,07% (year-on-year/yoy).

Kemudian besaran PDRB ADHK triwulan IV 2024 dibandingkan triwulan III 2024 terjadi pertumbuhan qtq sebesar 2,92%.

Herum menjelaskan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2024 dibandingkan triwulan IV 2023 atau yoy dilihat berdasarkan distribusi dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha yang paling mendominasi pertumbuhan ekonomi DIY pertama industri pengolahan dengan share 11,83%, akomodasi & makan minum share 11,31%, konstruksi 10,58%, Infokom 9,67%, dan jasa pendidikan 8,55%.

"Pada lima lapangan usaha yang terbesar ini sudah menyumbang 51,94 persen dari total pertumbuhan ekonomi DIY. Artinya lima sektor ini sangat menentukan bagaimana kinerja perekonomian DIY," jelasnya.

Menurutnya konstruksi mampu tumbuh 7,90% yoy selaras dengan pertambangan yang tumbuh 15,50%, sebab pertambangan dan konstruksi saling berkaitan.

Transportasi dan pergudangan tumbuh 6,10%. Dari 17 lapangan usaha hampir semuanya tumbuh positif, satu-satunya yang terkontraksi adalah lapangan usaha pengadaan air 4,36%. Namun karena share-nya kecil tidak signifikan berdampak pada pertumbuhan ekonomi DIY.

Lebih lanjut dia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2024 yoy menurut lapangan usaha konstruksi menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dengan share terhadap total pertumbuhan ekonomi mencapai 0,86%.

Herum mengatakan perekonomian regional Pulau Jawa spasial 2024, yang menggambarkan kinerja ekonomi masing-masing provinsi di Pulau Jawa, untuk DIY baik secara yoy dan ctc merupakan provinsi dengan pertumbuhan tertinggi. Di mana yoy tumbuh 5,07%  sementara provinsi lain Jawa Timur 5,03% dan Jawa Barat 5,02%, Banten 5,02%, DKI Jakarta 5,01%, dan Jawa Tengah di bawah 5% yakni 4,96%.

Pertumbuhan secara ctc DIY 5,03% diikuti provinsi lain di Pulau Jawa yang angkanya di bawah 5%. Setelah DIY ada Jawa Barat dan Jawa Tengah 4,95%, Jawa Timur 4,93%, DKI Jakarta 4,90% dan Banten 4,79%.

"Pertumbuhan secara yoy dan secara ctc DIY merupakan provinsi dengan pertumbuhan terbesar," tuturnya.

BACA JUGA: Satu Bulan di Awal 2025, Terjadi 160 Kecelakaan Lalu Lintas di Bantul

Pemda Optimistis Ekonomi DIY Masih Tumbuh

Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengaku masih optimis pada pertumbuhan ekonomi DIY. Meski industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), serta akomodasi, makan dan minum kemungkinan turun.

Dia mengatakan akomodasi, makan dan minum sebagian memang ditopang MICE baik pemerintah daerah dan pusat. Namun menurutnya untuk makan dan minum sumbangan dari mahasiswa yang tinggal di DIY masih lebih besar dibandingkan rapat.

Hal yang sama menurutnya juga berlaku untuk konstruksi, di mana masih ada konstruksi yang dilakukan oleh masyarakat dan usaha swasta jika jalan tol tertunda atau volumenya belum sesuai.

"Mahasiswa yang kos di sini jumlahnya jauh lebih besar dari makan minum rapat-rapat," tuturnya.

Menurutnya sektor usaha yang bisa dioptimalkan pada 2025 adalah ekonomi kreatif, wisatawan domestik dan juga sektor pendidikan. Akan tetapi dia mendorong wisatawan domestik tidak hanya mengejar kuantitas, tapi diimbangi dengan kualitas.

Sebab wisatawan domestik saat ini banyak yang ke DIY namun daya belinya masih di bawah rata-rata Bali. Pemda DIY akan mendorong wisatawan domestik yang punya minat khusus, sehingga lama tinggalnya lebih panjang dan belanjanya lebih banyak.

"Jangan sampai wisata hanya satu hari, kami harap dua hari untuk wisatawan domestik," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Waspada! BMKG Mengeluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat, Petir Disertai Angin Kencang di Bantul dan Gunungkidul Malam Ini

Jogja
| Rabu, 05 Februari 2025, 21:12 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement