Advertisement
Buruh DIY Sebut Diskon Tarif Listrik Selama Dua Bulan Terlalu Singkat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY, Irsad Ade Irawan menyebut diskon tarif listrik 50% selama dua bulan pada Januari dan Februari 2025 terlalu singkat. Menurutnya kebijakan ini seperti solusi setengah hati.
Ia mengatakan jangka waktunya terlalu singkat untuk memberikan dampak nyata di tengah biaya kebutuhan hidup terus meningkat. Irsad menyebut kebijakan ini tidak menyelesaikan masalah struktural seperti rendahnya upah dan mahalnya biaya transportasi.
Advertisement
"Sehingga setelah subsidi berakhir, buruh kembali harus menanggung biaya penuh tanpa adanya peningkatan kesejahteraan," katanya, Jumat (21/2/2025).
Lebih lanjut dia menyampaikan biaya hidup saat ini sudah tinggi, termasuk kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan. Masalah ini dia sebut tidak rampung dengan subsidi listrik jangka pendek.
Irsad mengatakan dari sisi psikologis kebijakan ini bisa menimbulkan harapan semu. Berujung pada kekecewaan saat subsidi dihentikan tanpa solusi berkelanjutan.
BACA JUGA: Soal Retreat di Magelang, Wali Kota Jogja Hasto Tunggu Hasil Koordinasi PDIP
"Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif, seperti peningkatan upah minimum dan subsidi perumahan buruh," katanya.
Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan mestinya diskon tarif listrik ini berlaku selama enam bulan. Jika hanya dua bulan dampak ke peningkatan daya beli masyarakat kurang maksimal.
Dia menjelaskan diskon tarif listrik dua bulan asumsinya pendapatan masyarakat meningkat setelah dua bulan. Akan tetapi ia ragu jika pendapatan masyarakat akan meningkat setelah dua bulan. "Kalau dua bulan kurang punya dampak terhadap daya beli masyarakat menengah ke bawah," ucapnya.
Fahmy mengatakan dengan adanya diskon ini tidak serta merta menjadikan masyarakat lebih konsumtif membeli token listrik. Kemampuan belinya terbatas tidak mungkin sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli listrik.
"Menengah ke bawah itu kan penghasilannya terbatas, kalau borong token listrik korbankan pengeluaran lain. Kalau naik tapi tidak terlalu signifikan," jelasnya.
Diskon tarif listrik 50% diberikan kepada pelanggan rumah tangga daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA. Menurutnya ini mencerminkan kelas menengah ke bawah, paling bawah di 450 VA dan 900 VA dan 2.200 VA kelas menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 TPR Wisata Pantai di Gunungkidul Akan Dipindah, Ini Lokasinya
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- BEI DIY Optimistis Bisa Menambah 50.000 Investor di 2025
- Pakar UGM: Kesinambungan Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Stabilitas Pasar
- 5 Bank Disuntik Rp200 Triliun, Begini Penjelasan Indef
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Harga Beras Khusus di Ritel Modern Akan Diatur Pemerintah
Advertisement
Advertisement