Advertisement
IHSG Turun Disebabkan Faktor Internal dan Eksternal, Berikut Penjelasan BEI DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta menyebut penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan karena faktor internal dan eksternal.
Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan dari sisi internal pasar memantau defisit APBN yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu.
Selain itu, menurutnya beberapa indikator ekonomi juga masih menjadi perhatian pasar. Seperti pelemahan rupiah, deflasi, penurunan penerimaan pajak, dan lain-lain. Pasar juga menunggu perkembangan implementasi beberapa rencana strategis pemerintah.
Ia menyebut berdasarkan hasil pengamatan BEI, volatilitas pasar saham Indonesia dalam beberapa waktu terakhir lebih disebabkan persepsi pelaku pasar. Terhadap dinamika ekonomi hingga politik yang sedang terjadi di domestik.
"Sementara dari sisi fundamental, kinerja sebagian besar emiten kami lihat secara umum sangat bagus," tuturnya, Rabu (26/3/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Danantara Kerek IHSG ke Arah Positif
Irfan mengatakan BEI melihat laporan keuangan emiten pada 2024 sebagian besar lebih bagus daripada 2023. Kinerja perusahaan-perusahaan tercatat di BEI cenderung masih kuat dan solid. Ia menyebut yang terjadi di pasar modal Indonesia dalam beberapa waktu terakhir merupakan suatu gambaran persepsi pelaku pasar, bukan fundamental.
Dia mencontohkan pada perdagangan sesi I Senin 24 Maret 2025 kemarin, IHSG sempat terkoreksi signifikan 261,22 poin atau 4,17 persen ke posisi 5.996,96. Tapi, pada saat adanya pengumuman struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada perdagangan sesi 2 hari itu, koreksi IHSG cenderung mulai membaik dan ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22.
"Dari contoh ini saja kalau kita lihat, indeks sempat turun menyentuh hampir lima persen. Lalu, ketika pengumuman Danantara itu kembali menjadi berkurang negatifnya. Itu sebagai bukti bahwa Indonesia butuh persepsi.
Terkait BPI Danantara ini kami mempunyai keyakinan bahwa kehadirannya dapat memberikan kontribusi positif bagi pasar modal Indonesia. Kontribusi positif itu utamanya bagi investor, khususnya investor ritel," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan secara eksternal sentimen penekan IHSG datang dari ketidakpastian dan dinamika global. Dipengaruhi oleh isu-isu ekonomi seperti perang dagang, eskalasi geopolitik, kebijakan suku bunga yang bersifat higher for longer, dan lain-lain.
Dia menjelaskan pergerakan IHSG seperti ini merupakan hal wajar dalam dinamika pasar modal yang bersifat terbuka dan sensitif terhadap berbagai sentimen. BEI melihat sejak awal tahun IHSG sudah tertekan cukup dalam.
"Dan puncaknya, IHSG mengalami penurunan drastis hingga lebih dari 6 persen dalam penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 18 Maret 2025," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement