Advertisement
Pakar UGM Beberkan Prediksi Harga Minyak Mentah Jika Selat Hormuz Ditutup Iran
Peta Selat Hormuz. - Google Map.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menyebut jika konflik meluas melibatkan negara-negara penghasil minyak dan Selat Hormuz sampai ditutup harga minyak mentah bisa meroket hingga di atas 100 dolar AS per barel. Bahkan menurutnya IMF memperkirakan bisa mencapai 130 dolar AS per barel.
Ia menjelaskan Selat Hormuz menjadi lalu lintas dunia dalam pengangkutan minyak dan juga komoditas lain. Apabila ditutup bisa dipastikan bakal mengurangi pasokan minyak ke berbagai negara dan menaikkan harga minyak mentah dunia.
Advertisement
"Hampir semua negara akan terkena dampak, termasuk Indonesia. Bahkan saya kira AS juga akan kena dampak. AS konsumen minyak dalam jumlah besar dan juga beberapa komoditas diekspor lewat Selat Hormuz," ucap Fahmy dikutip Rabu (25/6/2025).
Fahmy mengatakan jika harga minyak mentah sudah mencapai di atas 100 dolar AS per barel akan berdampak ke harga BBM di Indonesia. BBM non subsidi harganya sudah diserahkan ke mekanisme pasar, artinya jika harga minyak mentah naik harga BBM non subsidi akan naik, begitupun jika harga minyak mentah turun.
Akan tetapi BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar harganya ditentukan oleh pemerintah. Jika harga minyak mentah naik dan BBM subsidi tidak dinaikkan maka beban APBN akan semakin membengkak.
Jika harga BBM subsidi dinaikkan bisa mengurangi beban APBN, namun berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan harga BBM khususnya subsidi akan memicu inflasi dan daya beli masyarakat turun. "Ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga," jelasnya.
Menurutnya kondisi ini menjadi dilema, namun apa yang dilakukan Kementerian Keuangan sudah bagus, yakni membuat skenario terburuk pada harga minyak mentah. Harga minyak mentah mencapai berapa baru akan dinaikkan, ini menjadi satu langkah antisipasi.
BACA JUGA: PT Pos Indonesia Terbitkan Perangko Bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono X
Selain itu Fahmy juga mendorong penyaluran BBM subsidi agar lebih tepat sasaran. Di mana BBM subsidi hanya diperuntukan bagi sepeda motor, angkutan orang, dan angkutan barang. Lainnya menggunakan BBM non subsidi.
"Saya kira [kenaikan harga minyak mentah] akan instan, begitu ditutup [Selat Hormuz] harga akan naik, seperti serangan pertama Israel ke Iran," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Harga Pangan Nasional di Hari Natal: Cabai hingga Telur
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
Advertisement
Tanpa Kembang Api, Kunjungan Malam Tahun Baru Pantai Glagah Turun
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



