Advertisement
Ekonom Sebut Persentase Penurunan Penduduk Miskin DIY Relatif Lambat, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat secara persentase jumlah penduduk miskin di DIY pada Maret 2025 mencapai 10,23 persen, turun 0,17 persen poin dibandingkan September 2024 sebesar 10,40 persen.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo mengatakan secara persentase penurunan penduduk miskin di DIY relatif lambat. Menurutnya salah satu penyebabnya adalah program-program Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dan Kabupaten/Kota tidak langsung berdampak pada peningkatan konsumsi dan non konsumsi masyarakat miskin.
Advertisement
BACA JUGA: 6 Faktor Penyebab Kemiskinan di DIY Versi BPS
Padahal, kata Sri Susilo, garis kemiskinan yang digunakan oleh BPS bertumpu pada pengeluaran dan konsumsi. Dia menduga program-program penurunan kemiskinan lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan fasilitas infrastruktur seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang juga dinikmati oleh masyarakat miskin.
"Kondisi tersebut menjadikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY capaiannya semakin baik, namun kurang berdampak signifikan untuk mengurangi kemiskinan (persentase penduduk miskin)," ujarnya, Senin (28/7/2025).
Sri mengatakan jika ukuran kemiskinan adalah pengeluaran konsumsi, maka untuk menekan angka kemiskinan maka yang perlu didorong adalah konsumsinya. Ia juga memproyeksikan kemiskinan DIY hingga akhir tahun secara absolut akan turun. Sebab upaya-upaya yang dilakukan akan memberikan dampak, baik besar atau kecil.
"Sejauh saya lihat program-program mengatasi kemiskinan di DIY lebih tidak langsung. Membantu orang miskin tapi tidak secara langsung menambah pengeluaran," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan secara persentase penduduk miskin di DIY cukup tinggi meskipun wilayahnya sempit. Hal ini dikarenakan metode pengukuran kemiskinan yang digunakan oleh BPS. Menurutnya yang perlu dievaluasi atau dicek kembali adalah apakah titik sampelnya sudah tepat. Baik titik lokasi dan pemilihan responden.
Kemudian, kalaupun sudah tepat metode, lokasi, dan respondennya, hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya fenomena sak madyo sak laras atau secukupnya bagi masyarakat DIY. Bisa juga, kata Sri, ada penduduk yang masuk kategori miskin namun punya lahan, ternak, sawah, dan lainnya.
"Ada kemungkinan untuk penduduk pedesaan melalui kehidupan subsistem mereka gak membeli di pasar dia konsumsi dari hasil kebunnya, tanaman sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, BPS DIY mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebanyak 425.820 orang, berkurang 4.700 orang dibandingkan September 2024. Jika dibandingkan Maret 2024 berkurang 19.700 orang.
Statistisi Ahli Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan penduduk miskin perkotaan Maret 2025 sebesar 10,16 persen, naik 0,05 persen poin dibandingkan September 2024. Persentase penduduk miskin perdesaan Maret 2025 sebesar 10,46 persen, turun 0,85 persen poin dibandingkan September 2024.
Menurutnya penduduk miskin di perkotaan Maret 2025 sebanyak 321.040 orang, naik sebanyak 4.200 orang dibandingkan September 2024. Sementara jumlah penduduk miskin perdesaan Maret 2025 sebanyak 104.770 orang, turun 8.900 orang dibandingkan September 2024.
"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 425,82 ribu orang secara persentase 10,23 persen," kata Sentot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
Advertisement

Wabup Kulonprogo Turun Langsung Ikut Ronda Bersama Warga
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Hingga Juli 2025, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp7.089 Triliun
- Pekerja Bisa Nikmati Relaksasi Bunga KPR Lewat BPJS Ketenagakerjaan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Anggaran Rp114 Triliun untuk Kemenkes 2026 Disepakati Komisi IX DPR
- KUR Perumahan Rp130 Triliun Dipastikan Cair Tahun Ini
- Mainan Jepang Jadi Magnet Wisata, Orang Dewasa Ikut Borong Koleksi
Advertisement
Advertisement