Advertisement
BPS: Emas Alami Inflasi 25 Bulan Berturut-turut

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komoditas emas perhiasan telah mengalami inflasi selama 25 bulan berturut-turut sejak September 2023.
“Inflasi emas perhiasan September 2025 merupakan inflasi tertinggi dalam lima bulan terakhir,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam jumpa pers Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Advertisement
Pada September 2025, emas perhiasan tercatat sebagai penyumbang inflasi bulanan terbesar ketiga dengan andil 0,08 persen month to month (mtm), sekaligus menjadi penyumbang utama inflasi tahunan sebesar 0,53 persen year on year (yoy).
Adapun kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang di dalamnya mencakup komoditas emas perhiasan, mencatat inflasi bulanan sebesar 1,24 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen.
BACA JUGA: Megawati Soekarnoputri Tanam Pohon Bodhi di UGM, Ini Maknanya
Selain emas perhiasan, komoditas penyumbang inflasi bulanan September 2025 adalah cabai merah dan daging ayam ras dengan andil masing-masing 0,13 persen.
Komoditas lain yang turut memberi andil adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan uang sekolah akademi/perguruan tinggi, masing-masing sebesar 0,01 persen.
Secara tahunan, penyumbang inflasi utama selain emas perhiasan meliputi cabai merah dan bawang merah yang masing-masing memberi andil 0,19 persen, beras dengan andil 0,17 persen, serta daging ayam ras sebesar 0,15 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025, sehingga inflasi bulanan tercatat 0,21 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi bulanan terutama dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi 0,38 persen dengan andil 0,11 persen.
Inflasi bulanan juga didorong oleh inflasi komponen inti sebesar 0,18 persen (andil 0,11 persen), komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,06 persen (andil 0,01 persen), serta komponen harga bergejolak sebesar 0,52 persen (andil 0,09 persen).
Secara tahunan, inflasi umum pada September 2025 tercatat 2,65 persen (yoy), seiring kenaikan IHK dari 105,93 pada September 2024 menjadi 108,74 pada September 2025.
Dari sisi pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 5,01 persen dan andil 1,43 persen, di mana cabai merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Seluruh komponen mencatat inflasi tahunan, yakni komponen inti sebesar 2,19 persen, harga diatur pemerintah 1,10 persen, dan harga bergejolak 6,44 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
- Respons Kementerian ESDM Terkait Kelangkaan BBM di SPBU Swasta
- Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik Lagi Hari Ini
- Tarif Cukai Rokok 2026 Stabil, Purbaya Siap Tekan Rokok Ilegal
Advertisement

Bus Gratis untuk Siswa Disabilitas di Kulonprogo Ringankan Orang Tua
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Saham Freeport untuk Indonesia Naik Jadi 63 Persen pada 2041
- Asuransi Astra Cabang Jogja Dukung Program Penghijauan
- Kurangi Impor, Pertamina Disarankan Bangun Kilang Minyak
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Naik Lagi
- Inflasi di Indonesia Sentuh 0,21 Persen pada September 2025
- Harga Asli Pertalite hingga Gas Melon sebelum Disubsidi, Ini Kata Purbaya
- Realisasi Belanja APBN DIY Rp13,22 Triliun Per Agustus 2025
Advertisement
Advertisement