Advertisement

Amazon Pangkas 8,5 Persen Karyawan di Luksemburg

Jumali
Kamis, 18 Desember 2025 - 10:07 WIB
Jumali
Amazon Pangkas 8,5 Persen Karyawan di Luksemburg Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) global Amazon mulai berdampak di Eropa setelah perusahaan memangkas 370 karyawan di Luksemburg. PHK ini menjadi yang terbesar di Luksemburg dalam setidaknya dua dekade terakhir.

Langkah ini menandai babak baru dalam hubungan jangka panjang antara Amazon dan negara kecil yang dikenal sebagai pusat keuangan dan surga pajak di Eropa. PHK tersebut merupakan bagian dari keputusan Amazon pada awal 2025 untuk memangkas sekitar 14.000 karyawan secara global. Meski demikian, Amazon akan tetap menjadi perusahaan dengan jumlah karyawan terbesar kelima di Luksemburg pasca-pemangkasan.

Advertisement

Sesuai aturan ketenagakerjaan Uni Eropa, Amazon wajib bernegosiasi dengan perwakilan karyawan sebelum melakukan PHK. Setelah dua pekan berunding, jumlah karyawan yang terdampak berhasil ditekan dari rencana awal 470 menjadi 370 orang. Mayoritas karyawan akan menerima pemberitahuan resmi pada Februari mendatang.

Dalam memo internal tertanggal 12 Desember, Amazon menyebut PHK ini sebagai penyesuaian yang mencerminkan kebutuhan bisnis dan strategi lokal, demikian dikutip dari Business Times. Perusahaan menegaskan paket kompensasi untuk karyawan terdampak berada di atas standar industri. Hingga kini, Kementerian Tenaga Kerja Luksemburg belum memberi komentar resmi.

PHK ini menjadi persoalan serius, terutama bagi karyawan asing. Berdasarkan aturan imigrasi setempat, pekerja dari luar Uni Eropa yang diberhentikan harus mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu tiga bulan agar dapat tetap tinggal. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk India, Amerika Serikat, Australia, Mesir, dan Tunisia.

Perwakilan karyawan Amazon, Prash Chandrasekhar, menyebut kemungkinan besar sebagian pekerja asing akan terpaksa meninggalkan Luksemburg. Pasar tenaga kerja di negara tersebut dinilai sangat terbatas, terlebih ketika ratusan orang masuk ke pasar kerja secara bersamaan. Selain Amazon, hampir tidak ada alternatif perusahaan teknologi besar di negara itu.

Serikat pekerja General Luxembourg Workers' Organization (OGBL) mengkritik keras langkah Amazon. Menurut OGBL, PHK ini sebenarnya dapat dihindari. Serikat menilai perusahaan teknologi besar cenderung mengabaikan model sosial Eropa yang mengedepankan dialog, dan membawa pendekatan ala Amerika Serikat dengan praktik rekrut dan pecat.

OGBL juga menyoroti besarnya manfaat pajak yang diterima Amazon dari pemerintah Luksemburg. Melalui perusahaan induk Amazon EU Sarl, Amazon menyalurkan operasi Eropanya dan secara legal memanfaatkan aturan akuntansi untuk meminimalkan beban pajak. Tahun lalu, Amazon EU Sarl melaporkan penjualan e-commerce di Uni Eropa sebesar 70,4 miliar euro, namun hanya membayar pajak laba sekitar 180 juta euro.

Menanggapi kritik tersebut, Amazon menegaskan telah membayar pajak perusahaan ratusan juta euro di berbagai negara Eropa dan beroperasi sesuai peraturan yang berlaku. Perusahaan menyatakan rendahnya laba disebabkan oleh investasi besar-besaran yang terus dilakukan di kawasan tersebut.

Meski melakukan PHK, Amazon belum mengumumkan rencana pengurangan operasional di distrik Kirchberg, Luksemburg, yang menjadi pusat kantor modern perusahaan di Eropa. Dari lokasi ini, manajemen Amazon mengawasi berbagai lini bisnis, mulai dari e-commerce, rantai pasok, hingga pengembangan perangkat lunak untuk pasar Eropa.

Pada November lalu, Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden bertemu langsung dengan CEO Amazon Andy Jassy di Seattle. Dalam pernyataannya, Frieden menegaskan Amazon tetap menjadi mitra strategis bagi Luksemburg, sementara Jassy menyebut negara tersebut sebagai rumah penting bagi lebih dari 4.000 karyawan Amazon di Eropa.

Sebelumnya, pada Oktober 2025, Amazon menyatakan bahwa pemangkasan tenaga kerja global dilakukan untuk merampingkan birokrasi dan mengalihkan sumber daya ke sektor prioritas, termasuk kecerdasan buatan (AI). Perusahaan juga mengonfirmasi akan ada PHK lanjutan pada 2026, dengan perekrutan baru dibatasi hanya untuk area pertumbuhan utama.

Sejumlah karyawan internal memperkirakan pemangkasan akan banyak menyasar pengembang perangkat lunak, seiring meningkatnya penggunaan AI dalam proses pemrograman. Selain itu, PHK ini juga dinilai sebagai koreksi setelah Amazon melakukan perekrutan besar-besaran selama lonjakan e-commerce di masa pandemi.

Luksemburg, yang hanya memiliki populasi sekitar 680 ribu jiwa dan wilayah lebih kecil dari negara bagian Rhode Island di Amerika Serikat, telah menjadi basis penting Amazon sejak 2003. Perusahaan teknologi tersebut menikmati perlakuan pajak yang relatif menguntungkan, upah tinggi, serta tarif pajak penghasilan yang rendah, sehingga secara konsisten memperluas operasinya di negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Jumat 19 Desember 2025

Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Jumat 19 Desember 2025

Jogja
| Jum'at, 19 Desember 2025, 02:57 WIB

Advertisement

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

Wisata
| Rabu, 17 Desember 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement