Advertisement
Perhatian! Gunung Lawu Cari Investor Pengembangan Wisata, Berminat?
Advertisement
Harianjogja.com, MADIUN–Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Lawu menggandeng pihak swasta mengelola pariwisata di kawasan hutan di wilayah KPH Lawu.
Wakil Kepala Adm KPH Lawu, Adi Nugroho, mengatakan wilayah KPH Lawu ada di lima kabupaten seperti Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo. Potensi alam yang ada di wilayah KPH Lawu cukup besar untuk kegiatan pembukaan tempat wisata.
Advertisement
Namun, selama ini pemanfaatan kawasan hutan untuk tempat wisata hanya terpusat di Kabupaten Magetan, khususnya di wilayah Sarangan. Ada beberapa tempat wisata baru yang dikembangkan dengan bekerja sama dengan pihak swasta seperti Mojosemi Park.
"Paling berkembang memang di kawasan Magetan. Karena di sana sudah ada tempat wisata seperti Telaga Sarangan dan Cemoro Sewu yang jadi tujuan wisata," jelas dia, Kamis (13/9/2018).
Adi menyampaikan di setiap wilayah memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Dia memerinci saat ini ada sejumlah tempat wisata yang sudah dibuka seperti di Kabupaten Madiun ada Taman Nongko Ijo dan Watu Rumpuk, di Ponorogo ada air terjun Pletok, Selorejo, dan wisata alam Kemloko Indah, di Kabupaten Ngawi ada air terjun Suwono dan air terjun Srambang.
"Di Kabupaten Pacitan yang kita kembangkan ada tempat wisata Pacitan Indah dan Pinus Kita. Pacitan Indah ini menawarkan pesona bukit dengan view kota Pacitan," jelas Adi.
Menurut dia, masih banyak potensi alam yang ada di wilayah KPH Lawu untuk dikembangkan menjadi tempat wisata. Untuk itu, KPH Lawu membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk ikut mengembangkan potensi alam ini sebagai tempat wisata. Terpenting seluruh syarat harus dipenuhi untuk mengembangkan tempat wisata hutan.
"Kami juga melibatkan masyarakat yang ada di sekitar hutan. Karena mereka terlebih dahulu menjadi mitra Perhutani. Seperti di Mojosemi, kita bekerjasama dengan swasta, tetapi warga lokal juga kami libatkan," jelas dia.
Selain bisa mejadi pendorong perekonomian masyarakat sekitar, pengembangan wisata alam di kawasan hutan juga menjadi pemasukan kas daerah. Karena ada sektor pajak yang harus dibayarkan ke daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Advertisement