Advertisement
Astra Fokus ke Kota Besar
Advertisement
Harianjogja.com, UBUD — PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) fokus menggarap produk digital sebagai segmen baru yang akan dipasarkan ke kota-kota besar di Tanah Air.
CEO Asuransi Astra Rudy Chen mengatakan bahwa perkembangan penghimpunan premi industri asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya sekitar 0,5%. Sementara itu, di Singapura dan Malaysia, kontribusi premi terhadap PDB mencapai sekitar 1,62%—1,69%.
Advertisement
Tingkat literasi keuangan produk asuransi juga masih sangat rendah dibandingkan dengan industri jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, menurut Rudy, industri asuransi perlu menciptakan produk yang memang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat. Di saat yang sama, karakter konsumen saat ini telah bergeser kepada produk digital.
“Sebagian besar penduduk Indonesia masih muda dan akan bertambah dalam 5—10 tahun terakhir. Orang ini sangat tech savvy maka ada kesempatan untuk digital sebagai segmen yang baru,” kata Rudy, Kamis (8/11).
Saat ini, produk digital Asuransi Astra telah menjangkau nasabah di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Tangerang, dan Bekasi. Strategi yang dipilih perseroan adalah fokus mengembangkan jangkauan produk digital hanya di kota-kota besar. Pada sisi lain, perseroan memilih jalur pendirian kantor cabang di daerah yang lebih kecil karena karakteristik masyarakat yang masih membutuhkan jaringan kantor yang hadir secara fisik.
“Garda Oto digital awalnya masih fokus di Jakarta. Namun, rasanya sih tidak [diperluas] ke seluruh Indonesia. Sebenarnya ini untuk orang yang malas gerak karena alasan macet dan makan waktu. Jadi produk digital lebih tepat dipasarkan ke kota besar. Konsumen daerah lebih suka datang ke cabag kami,” tuturnya.
Belum lama ini, Asuransi Astra meluncurkan produk asuransi digital berupa asuransi kecelakaan, asuransi pendidikan, asuransi properti, dan perjalanan.
Saat ini portofolio bisnis Asuransi Astra masih didominasi oleh asuransi otomotif dari segmen ritel sebesar 50%. Sementara sisanya, sebesar 30% dari segmen komersial, dan kesehatan 15%. (Nindya Aldila)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
Advertisement
Advertisement